Home Hiburan Hitler Mati di Surabaya Menang di KPK

Hitler Mati di Surabaya Menang di KPK

Jakarta, Gatra.com- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyelenggarakan malam penganugerahan Anti Corruption Film Festival (ACFFEST) 2023 di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, pada Jumat malam, (8/12). Kali ini, helatan tersebut bertema "Suaramu, Suara Kita, Suara Nurani" untuk menyambut Pemilu 2024.

Dalam kesempatan ini, sejumlah karya film pendek kategori ide cerita dan fiksi memenangi penghargaan di masing-masing kategori. Salah satunya ialah film bertajuk "Hitler Mati di Surabaya" yang diproduksi Sinematografi Unair Sidoarjo, Jawa Timur, di kategory Jury Prize film pendek ide cerita ACFFEST 2023.

"Saya senang sekali. Film ini berangkat dari kegalauan. Kita galau dengan berita apa pun. Film bisa menjadi media pembebasan untuk dunia yang lebih baik dan semoga kita bebas dari korupsi," ujar perwakilan Sinematografi Unair setelah menerima penghargaan.

Sementara pemenang Best Movie kategori film pendek ide cerita adalah film bertajuk "Kronik Puriwicara" yang diproduksi oleh HRV Production asal Yogyakarta.

Produser HRV Production, Natasya Yuvita, mengatakan bahwa penghargaan yang diterima atas karyanya yang bertema politik uang itu merupakan kebanggaan tersendiri. "Ini adalah sebuah kebanggaan dan bonus bagi kami. Terlalu senang bisa berada di depan teman-teman semuanya," ucap Natasya.

Sementara pemenang Jury Prize untuk kategori film pendek fiksi adalah "Pelat Merah" yang diproduksi oleh Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Pemprov Pontianak, Kalimantan Barat.

Lalu pemenang Best Movie kategori film pendek fiksi adalah "Air Mata Penyesalan" yang diproduksi oleh Sinema Media Kreatif asal Bekasi, Jawa Barat.

Ketua KPK, Nawawi Pomolango, hadir langsung ke lokasi acara. Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa program ini bukanlah hal baru di KPK karena sudah berjalan sehak 2013 lalu.

"Ini salah satu bentuk kampanye yang betul-betul kita rasakan, langsung kepada generasi muda. Itu yang banyak kita harapkan dan pertahankan," kata Nawawi kepada wartawan.

Nawawi mengatakan bahwa momen Pemilu 2024 menjadi momentum yang cocok dengan kampanye anti-korupsi melalui film ini. Pasalnya, politik uang menjelang pemilu masih marak. "Melalui media film seperti ini kami harap masyarakat bisa menolak praktik-praktik politik uang," kata Nawawi.

Sementara itu, Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana, mengatakan bahwa ACFEST tahun 2023 memiliki tema yang agak berbeda dibanding edisi-edisi sebelumnya.

"Menjelang pemilu ini temanya khusus ke arah sana. Temanya mengusung suaramu, suara kita, suara nurani. Kita juga mengampanyekan hajar serangan fajar," kata Nawawi.

Sepanjang tahun 2023 ini, KPK menerima ratusan film dari dua kategori masing-masing. Terdapat 677 proposal ide cerita dan 341 karya pendek. Ratusan film itu diseleksi hingga babak 50 besar sebelum akhirnya ditentukan posisi lima besar.

Lima film dari masing-masing kategori mendapatkan pembiayaan dari KPK untuk produksi. Diketahui biaya produksi yang digelontorkan KPK mencapai puluhan juta rupiah.

Nawawi mengatakan bukan tak mungkin proposal di tahun depan, dan biaya produksi dari KPK, akan meningkat jumlahnya. Hal itu ditujukan agar kampanye anti-korupsi melalui media film banyak melibatkan anak muda.

"Insyaallah di 2024 [biaya produksi] akan bertambah nanti. Ini adalah apresiasi bagi para pemuda bagi karyanya," kata Nawawi.

145