Home Lingkungan Bangun Transportasi Publik Berbasis Kendaraan Listrik, Indonesia Jalin Kerja Sama dengan Korsel

Bangun Transportasi Publik Berbasis Kendaraan Listrik, Indonesia Jalin Kerja Sama dengan Korsel

Denpasar, Gatra.com - Pemerintah Indonesia dan Republik Korea menyepakati kerja sama bilateral untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik bagi layanan transportasi publik di Bali. Kesepakatan itu akan dijalankan hingga 2027 mendatang.

"Sektor transportasi diproyeksikan berkontribusi hingga 9,93 persen untuk penurunan emisi gas rumah kaca. Untuk itu kami bekerja sama dengan mitra internasional dalam mendorong kolaborasi transisi energi melalui penyediaan ekosistem dan infrastruktur transportasi e-bus tanpa emisi," ujar Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Vivi Sulaswati, dalam acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Global Green Growth Institute (GGGI) di Bali, Rabu (13/12).

Ia menyatakan bahwa melalui mitra pelaksana ini, proyek Uji Coba Sistem Kendaraan Listrik dan Pengembangan Peta Jalan Investasi Transportasi Hijau di Bali senilai KRW 11 miliar (setara 8,8 juta dolar AS) akan segera dilakukan. Hal-hal ini meliputi feasibility study, pelaksanaan, finansial, serta penyediaan bus elektrik dan ekosistem pendukung seperti stasiun pengisian daya untuk area Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) dan Klungkung.

Country Representative GGGI di Indonesia, Jaeseung Lee menilai bahwa saat ini, dunia global tengah berfokus pada adopsi teknologi tanpa emisi, termasuk di sektor transportasi. Untuk itu, dukungan bagi daerah berpotensi wisata tinggi seperti di Bali bisa menjadi pelopor di Indonesia dalam penerapan sistem transportasi umum berbasis kendaraan listrik agar nantinya bisa direplikasi ke kawasan lainnya.

"Organisasi non pemerintah seperti GGGI memberikan dukungan teknikal, serta rekomendasi bagaimana financial plan untuk membeli kendaraan listrik. Dalam sistem transportasi publik, kepentingan konsumen juga perlu diutamakan," katanya.

Menurutnya, anggapan penggunaan kendaraan listrik yang jauh lebih mahal dibandingkan bila menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil juga keliru. Bila menghitung biaya operasional dan biaya kepemilikan, serta cost besar yang dikeluarkan di awal, totalnya tetap jauh lebih murah bila dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil. Maka, penggunaan kendaraan listrik, terutama dalam transportasi umum menjadi upaya dalam mewujudkan penurunan emisi.

Ke depan, fokus membangun infrastruktur pendukung bagi kendaraan listrik, serta bagaimana mobilisasi berlangsung nantinya akan menjadi langkah pertama. Perencanaan matang dengan melibatkan berbagai pihak sangat diperlukan, termasuk dukungan dari masyarakat agar beralih menggunakan transportasi umum dibandingkan kendaraan pribadi.

"Kita akhirnya bisa mengambil aksi. Adanya kerja sama ini diharapkan bisa mengurangi polusi, serta menjadi proyek transportasi hijau berkelanjutan yang nantinya bisa diterapkan di seluruh Indonesia," pungkasnya.

77