Home Ekonomi Tech Startup Jebolan Startup4Industry Kemenperin Mampu Tekan Polusi Udara

Tech Startup Jebolan Startup4Industry Kemenperin Mampu Tekan Polusi Udara

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) terus aktif membina tech startup dalam program Startup4Industry sejak 2018.

Terbukti startup jebolan program tersebut telah mampu memberikan dampak nyata yang tentu bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, salah satunya menekan tingkat polusi udara.

Pasalnya, kasus polusi udara di DKI Jakarta terus disorot oleh berbagai pihak karena dinilai sudah masuk dalam kategori membahayakan kesehatan masyarakat. Tentu saja, hal ini membuat masyarakat pun cemas.

Salah satu pemicu buruknya kualitas udara di Jakarta tersebut yakni tingginya tingkat pelepasan senyawa-senyawa karbon ke udara. Untuk mengurangi dampak serupa yang terjadi di kemudian hari, CV Ekologi Data Integra (Databiota), biotechnology dan deep tech company jebolan Startup4Industry, memiliki solusi untuk mendaur ulang senyawa karbon dioksida (CO2) dengan mengubahnya menjadi produk yang berkelanjutan.

Founder dan CEO Databiota, Indarto Neura mengatakan, Databiota bertekad untuk mengatasi persoalan lingkungan khususnya masalah polusi udara di Indonesia, melalui teknologi yang dimiliki.

"Kita punya teknologi yang bisa menyerap emisi karbon atau polusi udara langsung dari eksisting industrinya. Flownya dari flue gas (corong) industri yang mengeluarkan senyawasenyawa karbon tersebut akan masuk ke dalam sistem VWS (Vortex Wet Scrubber) akan diserap oleh ESP (Electrostatic Precipitator) yang nantinya dapat di-recycle menjadi sebuah end product dengan nilai-nilai berkelanjutan,” jelas Indarto dalam keterangannya yang diterima pada Kamis (28/12).

Menurutnya, teknologi Carbon Command Center yang juga dimiliki Databiota akan sangat membantu para pelaku industri di Indonesia untuk memonitoring dan mengontrol jumlah pengeluaran dan penyerapan emisi karbonnya secara realtime, untuk dapat memenuhi ketentuan yang ditetapkan sehingga membantu pemerintah mewujudkan keberlanjutan.

“Harapan kita begitu programnya diimplementasikan, pemerintah dapat memonitor secara realtime setiap industri itu penyerapannya berapa,” tambah Indarto.

Penekanan tingkat polusi di Indonesia juga didukung dengan kehadiran PT Lectro Energi Semesta (Matador Lectro) yang berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi Startup4Industry 2023.

Perusahaan yang didirikan oleh anak bangsa ini fokus pada pembuatan baterai lithium di Indonesia ini berhasil membentuk sistem manajemen energi dan sistem manajemen baterai dengan teknologi tinggi.

Chief Marketing Officer Matador Lectro, Romadhoni Muhammad mengungkapkan perusahaannya telah berkomitmen menurunkan emisi karbon dan berkontribusi untuk melawan perubahan iklim global.

"Sejak 2019 kami telah melakukan riset dan pengembangan teknologi baterai lithium dan mulai mengkomersialkan produk kami pada akhir tahun 2021, dan kami berhasil mendirikan Matador Lectro, dengan membuat produk penyimpanan berbasis lithium dengan teknologi tinggi yang terintegrasi sistem IoT di Indonesia,” ungkapnya.

Romadhoni menjelaskan para pengguna baterai lithium ini merupakan produsen dari sepeda listrik, motor listrik, penerangan jalan dengan solar panel, genset dengan sistem baterai yang dicharge oleh solar panel, bahkan industri yang masih menggunakan gas maupun mesin listrik namun ingin mengubah menjadi sistem manajemen yang ditawarkan Matador pun juga bisa.

Penggunaan baterai semakin bertambah seiring dengan peninggkatan penggunaan kendaraan listrik alias electric vehicle (EV) di Indonesia secara signifikan dalam dua tahun terakhir.

"Tidak hanya kendaraan, contohnya saat kami melakukan implementasi dalam kompetisi Startup4Industry kemarin kami berhasil melakukan efisiensi pengeluaran mitra mencapai 20-30%. Kami membuat solar dryer dome yang bisa digunakan untuk pengeringan menggunakan dengan sistem solar panel dan baterai,” jelasnya.

Romadhoni mengatakan pelaku usaha batik tersebut kini dapat mengeringkan batik hingga 3 kali sehari dengan waktu kurang lebih 3 jam saja setiap pengeringan. Dimana sebelumnya, mitranya hanya bisa mengeringkan 1-2 kali sehari dengan waktu 5 jam sekali pengeringan.

“Mitra kami cerita kesulitan saat masuk ke musim hujan dan ada resiko robek karena harus terburu-buru angkat apabila hujan tiba-tiba datang saat menjemur batik. Namun, sekarang mau pagi siang sore malam pun bisa,” katanya.

Romadhoni melanjutkan sistem manajemen energi dan sistem manajemen baterai yang dibuat Matador Lectro juga sudah terintegrasi dengan sistem IoT. Dimana pengguna bisa memantau bahkan mengatur sistem melalui aplikasi Energy Management System Matador Lectro atau melakukan remote jarak jauh, menghentikan atau menghidupkan peralatan listrik dan lain sebagainya hanya dengan menggunakan smartphone saja.

“Jadi ketahuan berapa pemakaian energi listrik biaya produksi yang sudah digunakan, dan pemakaiannya sudah berapa lama, bisa juga apabila lampu dome ternyata lupa dimatikan, bisa dimatikan melalui aplikasi kami ini,” katanya.

Dome yang telah dibangun tersebut juga dapat dipakai oleh pelaku industri lainnya di sekitaran dome seperti bisa untuk pengeringan rempah atau bahan lainnya dan tidak perlu khawatir lagi di musim hujan karena berada dalam ruangan.

Sistem manajemen energi dan sistem manajemen baterai yang ditawarkan Matador Lectro ini menjadi win win solution bagi pelaku industri untuk bergerak ke arah Industry 4.0.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Reni Yanita melaporkan dalam puncak acara Gebyar IKMA yang digelar pada 14 Desember 2023 bahwa program Startup4Industry besutan Ditjen IKMA Kemenperin ini merupakan program yang berusaha mendorong generasi muda untuk menjadikan teknologi sebagai penyedia solusi bagi industri.

Hingga saat ini Startup4Industry telah menjangkau 2.036 startup secara keseluruhan, sedangkan startup yang mengikuti kompetisi teknologi Startup4Industry sebanyak 1.136 startup.

“Startup4Industry berperan sebagai ecosystem builder untuk menghubungkan startup sebagai penyedia teknologi dengan industri, masyarakat, investor, akselerator atau inkubator dan juga global market,” ucapnya.

42