Home Makro BI Mau Genjot Pertumbuhan Kredit Perbankan Indonesia, Gimana Caranya?

BI Mau Genjot Pertumbuhan Kredit Perbankan Indonesia, Gimana Caranya?

Jakarta, Gatra.com - Gubenur Bank Indonesia (BI), Perry Warjoyo mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk mendorong pertumbuhan kredit perbankan Indonesia pada 2024.

“BI terus memperkuat stimulus kebijakan makroprudensial untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan,” kata Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2024 di Gedung Djuanda Kementerian Keuangan pada Selasa (30/1).

Lebih rinci, Perry dalam paparannya menjelaskan, salah satu cara untuk menggenjot pertumbuhan kredit adalah dengan meningkatkan efektivitas implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas yang memiliki daya ungkit besar terhadap pertumbuhan ekonomi. 

Baca juga: Tetap Stabil, BI Sebut Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibanding Ringgit, Bath dan Won

Hal ini dikakukan dengan cara melakukan pemetaan secara berkala atas sektor-sektor prioritas dan penguatan koordinasi dengan Pemerintah, otoritas keuangan, perbankan dan pelaku usaha.

Menurutnya, Implementasi KLM telah memberikan tambahan likuiditas ke sektor keuangan sebesar Rp165 triliun per posisi Desember 2023. Nilai itu meningkat sebesar Rp56 triliun sejak penerapan KLM pertama kali di 1 Oktober 2023 lalu.

Kemudian cara yang kedua adalah, menurunkan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 100 bps dari 6% menjadi 5% untuk Bank Umum Konvensional (BUK), dengan fleksibilitas repo sebesar 5%, dan rasio PLM syariah sebesar 100 bps dari 4,5% menjadi 3,5% untuk Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah (BUS/UUS), dengan fleksibilitas repo sebesar 3,5%, yang berlaku efektif sejak 1 Desember 2023.

Baca juga: BI Proyeksikan Penyaluran Kredit Baru pada Kuartal I-2024 Bakal Melambat

Adapun, penurunan ini ditujukan untuk memberikan fleksibilitas pengelolaan likuiditas oleh perbankan dalam penyaluran kredit/pembiayaan dan mendorong pendalaman pasar keuangan, yang berlaku efektif sejak 1 Desember 2023.

Selanjutnya cara yang ketiga adalah melanjutkan pelonggaran rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) Kredit/Pembiayaan Properti menjadi paling tinggi 100% untuk semua jenis properti. Hal ini dikakukan untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor properti dan melanjutkan pelonggaran ketentuan Uang Muka Kredit/Pembiayaan Kendaraan Bermotor menjadi paling sedikit 0% untuk semua jenis kendaraaan bermotor baru, dengan tetap memerhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko.

Terakhir yang keempat adalah mempertahankan rasio Countercyclical Capital Buffer (CCyB) sebesar 0%, dan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84-94%.

Baca juga: Kedit Bank BNI Tumbuh 7,6% Tembus Rp695 Triliun Per 2023

Untuk diketahui, beberapa waktu lalu BI melaporkan bahwa penyaluran kredit pada Desember 2023 tumbuh sebesar 10,3% secara tahunan. Nilai tersebut meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 9,7% (yoy).

36