Home Gaya Hidup Masakan Rumit Kreasi Supriyati Menangi Lomba Cipta Menu Pencegah Inflasi

Masakan Rumit Kreasi Supriyati Menangi Lomba Cipta Menu Pencegah Inflasi

Karanganyar, Gatra.com - Menu santap non beras hasil masakan Supriyati dan tim penggerak PKK Tawangmangu, Karanganyar, Jateng memenangkan lomba kreasi olahan pangan lokal tahun 2024. Selain lezat dan sehat, menyantap olahan non beras diyakini mampu menekan inflasi yang dipicu fluktuasi harga jenis kebutuhan pokok itu.

Masakan Supriyati dan timnya diapresiasi dewan juri yang terdiri dari chef Hotel Alana, PJ Bupati Karanganyar, Ketua TP PKK Karanganyar, penjabat sekda dan pejabat lainnya.

Supriyati mengaku bukan kali pertama memenangi lomba memasak di ajang bertajuk Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) itu. Tim Penggerak PKK Tawangmangu jadi langganan juara I berkat pemilik Katering Sanjaya Tawangmangu ini.

"Tahun lalu sudah menang juga. Sekarang menang lagi. Intinya bikin juri berdecak kagum. Bikin yang tingkat kesulitannya tinggi dan enak dimakan," kata Supriyati di pendopo rumah dinas bupati Karanganyar, Rabu (17/4).

Ia menyontohkan, hampir semua masakan yang dikukus perlu teknik agar bentuknya tidak hancur di suhu ruangan. Ia berhasil menyajikan nasi jagung singkong dengan tekstur padat. Kemudian sayur timlo daun kelor waluh kuning. Semua bahan-bahannya pun tidak melembek. Menurutnya, cara penyiapan, memasak dan menyajikannya tak boleh salah supaya tampilan dan rasa sesuai harapan. Sedangkan untuk membuat lauk tongseng bola-bola ikan lele, menurutnya juga rumit. Bahan baku setelah digoreng dan dilembutkan kemudian dikukus. Warna cerah pada lauk rentan berubah kecokelatan dan kusam apabila terlalu lama dibiarkan di tempat terbuka.

"Sajiannya harus mengundang selera makan. Makanan itu terpenting rasa. Tapi tampilan cantik tak boleh dikesampingkan," katanya.

Untuk pencuci mulutnya, ia membuat puding alpukat fla. Rasa manisnya dipadankan kudapan manis buah cermai dan asin singkong arbei.

Dewan juri tak hanya mengapresiasi tim ini dari tingkat kesulitan. Namun juga bujet membuatnya yang murah. Semua menu sehat taraf resto hotel bintang 4 ini berasal dari bahan senilai Rp75 ribu saja.

Lomba ini diikuti 17 tim yang mewakili kecamatannya. Dewan juri mengambil kreasi terbaik untuk juara 1,2 dan 3 serta juara harapan 1,2 dan 3. Juara I berhak mendapat uang pembinaan Rp2 juta.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah, Dyah Lukisari mendorong masyarakat Karanganyar mengunsumsi makanan B2SA. Menurutnya, konsumsi beras di Jawa Tengah perlu dikurangi dan diganti komoditas lain. Faktanya, ketergantungan terhadap beras memicu inflasi. Bahkan saat ini harga beras masih di atas HET.

"Dengan beralih ke non beras, harapannya mencegah inflasi makin tinggi," katanya.

Kabupaten Karanganyar merupakan daerah dengan konsumsi beras paling tinggi di Jawa Tengah. Diverensiasi makanan pokok nyaris tak dilakukan. Berdasarkan skor pola pangan harapan (PPH), Karanganyar menduduki 88,7 atau lebih rendah dibanding rata-rata Jawa Tengah 94,2.

"Karanganyar skor PPH terendah ketiga se Jateng setelah Magelang dan Kota Semarang," katanya.

313