Home Ekonomi Temu Bisnis Tahap Pertama Ditjen IKMA, Libatkan 65 IKM dengan 23 Peritel

Temu Bisnis Tahap Pertama Ditjen IKMA, Libatkan 65 IKM dengan 23 Peritel

Jakarta, Gatra.com - Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mulai menggelar Temu Bisnis tahap pertama yang melibatkan 65 IKM dan 23 peritel anggota Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) hari ini, Kamis (2/5).

Temu Bisnis tahap pertama ini melibatkan IKM komoditas pangan, furnitur, dan tableware dengan industri ritel. Rencananya, Ditjen IKMA juga akan menggelar program kemitraan bagi IKM komoditas sandang, kosmetik, kerajinan, komponen otomotif, produk elektronika/kelistrikan, dan berbagai produk lain.

"Saya sangat mengapresiasi kolaborasi dan sinergi antara HIPPINDO dan Kementerian Perindustrian yang terus mendorong peran IKM agar dapat masuk menjadi pemasok bisnis ritel dengan dukungan dari sisi kepastian pasar yang berkelanjutan," kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (2/5).

Ia meyakini, komitmen kemitraan yang dilakukan oleh HIPPINDO ini adalah bentuk dukungan dunia usaha kepada pemerintah untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri melalui pengembangan kompetensi IKM agar dapat naik kelas. Selain itu, langkah ini dapat menimbulkan efek pengganda terhadap pertumbuhan industri dalam negeri. Dukungan ini tetap diperlukan di tengah kinerja industri berdasarkan Indeks Kepercayaan Industri yang masih terbilang ekspansif, yakni di angka 52,9 pada April 2024.

Dirjen IKMA, Reni Yanita mengungkapkan bahwa melalui temu bisnis ini, IKM dapat intensif berkomunikasi dengan ritel, ekosistem ritel, serta distributor yang menjadi calon mitra. Diharapkan juga terjadi sarana pertukaran informasi mengenai teknologi, peningkatan kemampuan SDM, manajemen mutu, dan peluang pasar.

Dalam temu bisnis yang digelar di Plaza Industri Gedung Kementerian Perindustrian itu, Ditjen IKMA berupaya mempertemukan 47 IKM pangan dan 18 IKM furnitur yang telah mendapatkan pembinaan berkelanjutan dari rangkaian program pembinaan Ditjen IKMA, serta 23 perusahaan/ retailer anggota HIPPINDO. Ritel-ritel tersebut di antaranya PT Supra Boga Lestari (Ranch Market dan Farmers Market), PT Lotte Shopping Indonesia, dan PT Kurnia Ciptamoda Gemilang, dan lainnya.

Selain menjadi ajang perkenalan IKM dengan ritel, Ditjen IKMA juga memberikan kesempatan para calon investor atau buyer ritel untuk mengenal produk unggulan IKM. Ada pula seminar bertajuk Strategi Menembus Pasar Retail bagi IKM yang dapat diikuti oleh para IKM peserta temu bisnis.

Dalam kesempatan yang sama, Ditjen IKMA melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dengan PT Marco Indokarya, yang memiliki kegiatan usaha di bidang jasa penyelenggara event khusus dengan nama merek dagang Inabuyer. PKS tentang Peningkatan Akses Pasar Produk IKM ini merupakan perpanjangan atas kerjasama yang telah berakhir pada Januari 2024 yang lalu.

"Melalui kerjasama ini, kedua belah pihak bersepakat untuk bersama-sama meningkatkan promosi serta pengembangan pasar produk IKM baik di dalam negeri dan luar negeri," jelas Reni.

Ketua Umum HIPPINDO, Budihardjo Iduansjah menyampaikan komitmennya dalam mendukung perekonomian nasional yang ditunjukkan dalam wujud antusiasme anggotanya yang besar.

"Kami menyambut baik program Temu Bisnis IKM Pangan Dan Furnitur dengan HIPPINDO. Antusiasme anggota kami dapat dilihat dari hadirnya 23 perusahaan. Hal ini juga menunjukkan komitmen HIPPINDO dalam mendukung Kampanye Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri serta Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia," ujarnya.

Ia menjelaskan, HIPPINDO berperan sebagai wadah para peritel dan penyewa sangat mendukung kemajuan industri dalam negeri guna membangun ekonomi yang kuat. Peritel sebagai penggerak sektor perdagangan membutuhkan rantai pasok yang dapat diandalkan dan berkualitas untuk memastikan ketersediaan produk memenuhi kebutuhan konsumen.

"Dengan IKM sebagai tangan pertama dalam rantai pasok, kolaborasi antara sektor hilir dan hulu dapat terjadi dengan lebih lancar. Peritel juga dapat memberikan masukan kepada IKM mengenai tren pasar dan preferensi konsumen, sehingga IKM dapat menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan dan standar," ujar Budihardjo.

56