Karanganyar, Gatra.com – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengaku tak ditawari posisi menteri oleh Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di kabinet kerja presiden-wakil presiden mendatang. Ia tak mau berandai-andai presiden dan wakil presiden terpilih itu memberi tawaran menteri.
"Ditawari [posisi menteri kabinet Prabowo-Gibran] saja tidak," kata Muhadjir usai menghadiri undangan Universitas Muhammadiyah Karanganyar (UMUKA) di aula kampus tersebut pada pekan ini.
Ia juga tak akan mengajukan jabatan tertentu kepada Prabowo-Gibran saat keduanya menyusun formasi menteri kabinet kerjanya.
Muhadjir mengatakan, komunikasi dengan Prabowo Subianto dilakukan sebatas selaku Prabowo sebagai Menteri Pertahanan (Menhan). Mengenai jatah menteri, Muhajir mengatakan itu kewenangan penuh di tangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
"Hak prerogratif presiden terpilih itu siapa-siapa yang menjadi menteri. Kita tidak ikut-ikutan," katanya.
Muhadjir Effendy adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia periode sejak 23 Oktober 2019 pada Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf Amin.
Ia juga pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla yang menjabat sejak 27 Juli 2016 menggantikan Anies Baswedan.
Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tiga periode yaitu tahun 2000–2016. Selain itu, Muhadjir adalah Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.