Home Pendidikan Stafsus Menag: Era Digital, Guru PAI Harus Adaptif dan Jadi Penjernih

Stafsus Menag: Era Digital, Guru PAI Harus Adaptif dan Jadi Penjernih

Bekasi, Gatra.com - Staf Khusus Menteri Agama RI (Stafsus Menag)  Wibowo Prasetyo menilai peran guru pendidikan agama Islam (PAI) di Indonesia sangat strategis dalam membentuk karakter anak didik yang matang di tengah tantangan era digital saat ini. 

Dia menegaskan, keteladanan terhadap nilai-nilai spiritual, kepribadian dan kepemimpinan yang ditanamkan para guru PAI menjadi modal kuat membangun generasi bangsa lebih kokoh ke depan. 

Baca Juga: Media Efektif Bantu Awasi Layanan Publik di Kemenag

“Namun kuncinya guru PAI harus siap terus meningkatkan kompetensinya dan lebih adaptif terhadap zaman,” ujar Wibowo saat berdiskusi dalam Rapat Koordinasi, Pelaksanaan, Pengembangan, Tata Kelola dan Layanan Direktorat PAI Kementerian Agama di Kota Bekasi, Selasa (14/5) malam. 

Sekarang ini, lanjutnya, era begitu cepat berubah. Jika tidak luwes maka akan tertinggal. “Digitalisasi di PAI adalah keharusan karena sudah menjadi tuntutan dunia,” jelas Wibowo.

Para guru PAI, lanjut Wiboso, memiliki posisi strategis karena setiap hari berinteraksi dengan para anak didik yang mayoritas merupakan generasi Z. 

“Kelebihan generasi pengguna aktif internet ini, terbuka, toleran, cepat menerima informasi, kritis, multitasking, interaktif dan ambisius,” katanya.

Staf Khusus Menteri Agama RI Wibowo Prasetyo bersama peserta Rapat Koordinasi, Pelaksanaan, Pengembangan, Tata Kelola dan Layanan Direktorat PAI Kementerian Agama. (Dok.Kemenag)

Namun di sisi lain, para generasi Z ini memiliki kecenderungan lemah dalam hal memverifikasi informasi. Imbasnya, mereka mudah menyerap berbagai informasi tanpa menyadari bahwa apa yang mereka terima hoaks atau tidak.

“Di sinilah peran strategis guru PAI agar menjadi penjernih atas berbagai kabar hoaks, termasuk yang berkaitan dengan isu-isu agama. Ini agar menghindarkan anak didik mengalami kesalahan dalam beragama. Generasi Z  ini harus kita kawal karena 2030 mendatang sebagian akan mengganti posisi kita,” terang Wibowo.

Wibowo mengapresiasi direktorat PAI yang kini telah membuat peta jalan (roadmap) dalam rangka menata pembelajaran agama Islam menjadi lebih berkualitas dan tepat sasaran. 

Baca Juga: Kemenag Targetkan Kampung Moderasi Beragama Percontohan di 34 Provinsi

Program Satu Data untuk Semua dan Digitalisasi yang masuk dalam peta jalan itu mengindikasikan PAI ke depan akan lebih bersinggungan dengan pemanfaatan kemajuan teknologi. 

“Program ini tepat karena sesuai dengan program besar Satu Data Indonesia pada 2025. Jika semua berbasis digital maka akan meningkatkan aspek transparansi, akuntabel dan lebih terukur. Bahkan potensi penyimpangan atau fraud bisa kita hindarkan,” tandas mantan pemimpin redaksi surat kabar di Jawa Tengah ini.

Direktur PAI Kemenag M Munir menjelaskan, selain mendorong digitalisasi, pihaknya juga akan terus meningkatkan kompetensi dan kualifikasi terhadap guru serta pengawas PAI. 

Karir maupun kesejahteraan guru dan pengawas juga menjadi perhatian agar mereka lebih fokus dalam bertugas. Program penguatan moderasi beragama juga terus dikembangkan, antara lain membangun ekosistem di tingkat sekolah sampai perguruan tinggi. Demikian pula budaya religius di sekolah juga diperkuat.

“Kurikulum PAI juga terus dibenahi agar lebih membumi dan pola pengajaran menjadi menyenangkan. Program lain adalah kami berupa rebranding PAI dengan memanfaatkan media sosial agar lebih mengakar di benak publik sekaligus memberikan kemanfaatan yang luas,” jelas Munir.

34