Jakarta, Gatra.com - Hasil stress-test Bank Indonesia (BI) menunjukkan ketahanan perbankan dan korporasi tetap kuat dalam menghadapi tekanan ketidakpastian pasar keuangan global.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, ketahanan tersebut termasuk risiko dari eksposur Utang Luar Negeri (ULN) institusi keuangan dan korporasi yang terjaga, didukung oleh strategi pengelolaannya yang baik.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama KSSK dalam memitigasi berbagai risiko yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan,” kata Perry dalam Konferensi pers RDG bulanan Mei 2024, Rabu (22/5).
Perry juga menjelaskan bahwa, ketahanan perbankan tecermin dari likuiditas yang memadai, risiko kredit yang rendah, dan permodalan yang kuat. Likuiditas perbankan yang tecermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat tinggi sebesar 25,62%.
Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) masih tinggi sebesar 25,96% pada Maret 2024, sementara rasio kredit bermasalah perbankan (Non-Performing Loan/NPL) tercatat rendah sebesar 2,25% (bruto) dan 0,77% (neto).
“Ketahanan perbankan yang kuat juga didukung oleh kemampuan membayar korporasi yang baik,” jelasnya.