Home Nasional Perayaan Waisak di TMII Dari Duka Menuju Bahagia

Perayaan Waisak di TMII Dari Duka Menuju Bahagia

Jakarta, Gatra.com - Umat Buddha di Indonesia merayakan Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 Buddhist Era (BE) atau Waisak 2024 yang diperingati pada Kamis (23/5). Salah satunya di Wihara Aryawipa Arama, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.

Hari Raya Waisak diperingati tepat saat waktu terang Bulan atau Purnama Sidhi. Perayaan ini bertujuan untuk memperingati Trisuci Waisak yakni tiga peristiwa penting: kelahiran, pencerahan agung, dan kematian Buddha Gautama.

Bhikkhhuni Santini Mahatheri mengatakan, perayaan Waisak di Wihara Aryawipa Arama mengangkat tema 'Dari Duka Menuju Bahagia'. Dia menyebut hadirnya Buddha dapat memberi pencerahan antarmanusia maupun terhadap dewa.

"Tema perayaan Waisak tahun ini dengan hadirnya Buddha dari satu orang menimbulkan banyak pencerahan-pencerahan terhadap makhluk-makhluk yang lain, baik manusia maupun dewa. Jadi intinya dari duka menuju bebas dari duka," kata Bhikkhhuni Santini di Wihara Aryawipa Arama.

Bhikkhhuni Santini mengatakan, puncak purnama pada perayaan Waisak terjadi pada pukul 20.52.42 WIB. Dia menyebut peristiwa ini penting yang menandakan kelahiran Pangeran Sidharta, kemudian Pangeran Sidharta menjadi Buddha, dan Buddha Parinibbana.

Dia menerangkan, rangkaian perayaan Waisak ini diawali dengan Pradaksina yaitu berkeliling memutari Wihara sebanyak 3 kali, dengan objek penghormatan berada disebelah kanan. Kemudian dilanjutkan dengan Parita atau penghormatan kepada Buddha, Dharma, dan Sangha.

"Kemudian melakukan perenungan-perenungan sifat Buddha, sifat Dharma sifat Sangha dan kemudian melakukan pernyataan bahwa tiada perlindungan lain selain kepada Buddha, Dhaema, dan Sangha. Lanjut dengan meditasi, dilanjutkan dengan ceramah dan di puncaknya detik-detik Waisak," ungkap Bhikkhhuni Santini.

Selain itu, dia juga menyampaikan salah satu sifat yang dimiliki semua manusia dalam kehidupan, yakni menyadari napas masuk dan keluar. Sifatnya kemudian menjadi metode dalam melatih tingkat kesadaran manusia tentang kehidupan.

"Nah, dengan menyadari napas masuk dan napas keluar, kemudian kekuatan kesadaran menjadi bangkit. Ketika kekuatan kesadaran bangkit, akhirnya dapat memahami tentang makna kehidupan dan bagaimana berperilaku dalam hidup ini dari duka menjadi bahagia," terang Bhikkhhuni Santini.

"Untuk membangkitkan kesadaran, mencintai diri sendiri dengan cara yang baik, cara yang benar, karena banyak orang mencintai dirinya sendiri tapi dengan cara yang salah, seperti merugikan diri sendiri dan banyak yang lain, untuk merefleksi diri," pungkasnya.

18