Home Nasional Apresiasi Inisiatif Ratusan Sumur Serapan untuk Atasi Ancaman Krisis Air

Apresiasi Inisiatif Ratusan Sumur Serapan untuk Atasi Ancaman Krisis Air

Badung, Gatra.com - Komitmen kolaborasi antara swasta dan pemerintah sebenarnya sudah berlangsung cukup baik, terlebih inisiatif swasta dalam pembangunan infrastruktur serapan air.

Firdaus Ali, Staf Khusus Menteri PUPR Bidang Manajemen Sumber Daya Air, memuji program tanggung jawab sosial Coca-Cola Indonesia yang berhasil membangun 425 titik sumur resapan di Kabupaten Badung.

Pujian ini diberikan setelah Firdaus mengunjungi salah satu sumur resapan percontohan di Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, pada Sabtu, 25 Mei 2024.

“Membangun sumur resapan merupakan bentuk wujud tanggung jawab korporasi yang luar biasa. Ini menjadi contoh buat korporasi lain, apa yang kita dapatkan dari negeri ini kita kembalikan ke negeri ini untuk kebaikan banyak orang,” kata Firdaus.

Firdaus menekankan bahwa tindakan perusahaan swasta seperti Coca-Cola Indonesia tidak hanya memberikan bantuan yang tampak di permukaan, namun juga memiliki dampak jangka panjang yang signifikan.

“Pembangunan sumur resapan ini adalah wujud nyata tanggung jawab sosial perusahaan yang sangat baik. Ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan lain bahwa kontribusi terhadap negeri ini sangat penting untuk kesejahteraan bersama,” tambahnya.

Menurut Firdaus, saat ini kita sedang menghadapi ancaman krisis air yang semakin serius akibat perubahan iklim, cuaca anomali, dan pertumbuhan populasi yang mengurangi ruang resapan air.

“Inisiatif seperti ini adalah salah satu solusi yang bisa membantu mengatasi masalah krisis air,” ujarnya.

Firdaus juga menyebut harapan dari Presiden World Water Council untuk menjadi "water warriors", yang telah diimplementasikan melalui program sumur resapan ini.

Dengan adanya pergantian pemerintahan dan Pilkada Serentak yang akan datang, Firdaus berharap ini menjadi waktu yang tepat untuk fokus mengatasi krisis air secara serius.

“Kita akan meminta komitmen dari semua calon kepala daerah untuk memperbaiki tata kelola air. Komitmen mereka akan dinilai berdasarkan janji yang mereka buat. Kita mendorong pemerintahan baru untuk menyiapkan regulasi, SOP, serta petunjuk teknis dan pelaksanaannya. Kita tidak punya banyak waktu untuk menghadapi ancaman krisis air dan iklim," tegasnya.

Di sisi lain,Triyono Prijosoesilo, Director of Public Affairs, Communications and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia, menjelaskan bahwa proyek sumur resapan di Bali dimulai pada tahun 2021.

“Proyek sumur resapan di Bali mencakup 425 titik yang dimulai pada 2021 hingga 2022 dan tersebar di empat desa, yaitu Desa Sembung, Sobangan, Getasan, dan Kuwum di kecamatan Mengwi dan Petang,” jelas Triyono.

Setiap sumur resapan berukuran 2x2x2 meter dengan kapasitas sekitar 8 meter kubik dan biaya pembuatan Rp 3 juta. Triyono juga menambahkan bahwa dalam program CSR Project Sumur Resapan, mereka bekerja sama dengan JANMA (organisasi nirlaba di Bali) dan menerima dukungan dari The Coca-Cola Foundation (TCCF) untuk membangun 425 titik sumur resapan.

Koordinator Program JANMA, I Gde Suarja, menyatakan bahwa ini adalah program pertama mereka dalam membuat sumur resapan secara masif untuk konservasi air tanah dengan menabung air hujan.

Pembuatan sumur resapan secara besar-besaran ini juga yang pertama kali di Bali dan mendapat dukungan dari masyarakat yang membangun sumur resapan di lahan-lahan mereka.

Setiap kali hujan, sumur resapan yang memiliki kapasitas 8 meter kubik ini menampung air hujan dari sekitarnya, sehingga air tidak mengalir ke jalan, selokan, atau halaman tetangga.

Nyoman Dina Astawa, warga Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, mengaku mendapat banyak manfaat dari sumur resapan ini, terutama saat musim kemarau.

“Sumur resapan ini sangat berguna saat musim kemarau. Manfaatnya banyak dan menciptakan keseimbangan dengan mengembalikan air ke alam. Jika air tidak ada, kita akan menghadapi kesulitan besar,” tuturnya.

130