Jakarta, Gatra.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, bahwa Pemerintah melakukan penarikan utang baru mencapai Rp132,2 triliun hingga akhir Mei 2024. Adapun, pembiayaan utang ini mengalami penurunan sekitar 12,2% secara tahunan (year on year/yoy) dibanding pada periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp150,5 triliun.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan bahwa, penurunan tersebut terjadi karena Pemerintah menggunakan saldo anggaran lebih (SAL) tahun sebelumnya.
“Bulan Mei pembiayaan utang kita Rp132,2 triliun. Ini turun 12,2%. Kenapa bisa pembiayaan utang turun pada saat penerimaan negara turun padahal belanjanya naik? Karena kita juga menggunakan sumber yang berasal dari SAL tahun sebelumnya,” jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, Kamis (27/6).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa, realisasi pembiayaan anggaran pada Mei 2024 turun tajam sebesar 28,7% yoy menjadi Rp84,6 triliun. Menurutnya, hal tersebut tak terlepas dari pengelolaan fiskal yang hati-hari dari semenjak terjadinya pandemi Covid-19.
“Tentu pada saat terjadinya recovery kita terus menjaga dan mengantisipasi akan normalisasi seperti ini, dan ini sekarang terjadi. Sehingga ini adalah dampak dari kehati-hatian kita menjaga APBN selama bertahun tahun ini, dirasakan manfaatnya pada saat situasi seperti ini,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Bendahara Negara itu menjelaskan bahwa, penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia mencapai Rp141,6 triliun, nilai tersebut turun 2%.
Sedangkan, pembiayaan non-utang Indonesia juga tercatat naik sebesar 49,2% menjadi Rp47,6 triliun hinga akhir Mei 2024.