Jember, Gatra.com - Geopolitik Research Center (GRC) merilis hasil survei terbaru terkait Pilkada Jember yang akan berlangsung pada November 2024. Mantan Bupati Jember 2016-2021, dr. Faida, memimpin dengan elektabilitas 39,4 persen, diikuti oleh petahana Bupati Jember, Hendy Siswanto, dengan 20,8 persen.
Direktur Eksekutif GRC, Alfian Septiansya, mengungkapkan bahwa selain Faida dan Hendy, ada sejumlah tokoh lain yang juga berpotensi. Namun, tingkat elektabilitas mereka masih di bawah kedua kandidat utama tersebut.
"Tingkat elektabilitas tokoh lainnya seperti Gus Firjaun 15,2 persen dan Muhammad Fawait dengan 10,7 persen dan Karimullah Dahrujiadi 9,1 persen dan tidak memilih 4,8 persen," kata Alfian kepada Gatra.com, pada Jumat (5/7).
Dalam simulasi yang hanya melibatkan empat kandidat, Faida bahkan mencatatkan angka keterpilihan 44,2 persen, diikuti Hendy Siswanto di posisi kedua dengan 23,1 persen. Gus Firjaun memperoleh 14,6 persen, Muhammad Fawait 9,9 persen, dan yang tidak memilih mencapai 8,2 persen.
Menurut survei, Faida unggul karena dikenal 88,7 persen warga Jember dan disukai oleh 84,7 persen dari mereka. Sementara itu, Hendy Siswanto dikenal 82,2 persen warga dengan tingkat kesukaan 51,4 persen. Gus Firjaun diketahui 67,4 persen warga dengan tingkat kesukaan 49,8 persen, dan Muhammad Fawait dikenal oleh 37,4 persen warga dengan tingkat kesukaan 32,9 persen.
Survei GRC juga mengidentifikasi beberapa isu krusial yang mempengaruhi pilihan pemilih pada 27 November mendatang, termasuk kebutuhan pokok, infrastruktur, dan ekonomi.
“Isu-isu krusial, berkaitan ekonomi 78,7 persen terkait harga pokok mahal. Keadaan ekonomi keluarga yang menurun 80,9 persen, lapangan kerja dan usaha yang minim 70,8 persen, kemudian infrasturktur persoalan yang harus segera diselesaikan 69,8 persen, ketersediaan pupuk subsidi 73,8 persen, selain itu juga pupuk bagi petambak,” jelas Alfian.
Alfian menambahkan bahwa sebagian besar responden memilih berdasarkan rekam jejak bersih dari korupsi, latar belakang figur, kedekatan, pengalaman, serta kapabilitas.
“Preferensi pemilih dipengaruhi profesionalisme, partai politik, dan tokoh muda atau milenial,” imbuhnya.
Kendati, Alfian menekankan bahwa hasil survei ini masih sangat dinamis karena responden bisa saja mengubah pilihannya mengingat belum masuk masa kampanye dan tahapan Pilkada.
“Masih dinamis, mengingat hari ini pemilih masih mengukur kandidat berdasarkan media sosial, belum masuk masa kampanye," ujarnya.
Survei ini melibatkan 1.400 responden yang tersebar di 31 kecamatan di Jember, dengan berbagai jenjang usia dan latar belakang profesi. Survei dilakukan dari 22 Juni hingga 2 Juli 2024 menggunakan metode Multistage Random Sampling dan memiliki margin of error ±2,62 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.