Pekanbaru, Gatra.com - Kerang Darah (Anadara Granisa) hasil budidaya nelayan Panipahan, Rokan Hilir, Riau, kini sudah menjadi ekspor rutin ke Thailand. Saban hari ada empat ton kerang yang dikirim ke negeri Gajah Putih itu.
Kepala Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas 1 Pekanbaru, Eko Sulistyanto dalam gelaran pembukaan pintu ekspor dan pelepasan ekspor kerang, Senin (01/7) mengatakan, pintu ekspor ini melalui jalur udara di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
"Potensi ekonominya mencapai Rp5,5 miliar perbulan," cerita Eko.
Lantaran potensinya sangat menjanjikan, Eko kemudian membangun sinergi dengan Pemerintah Riau untuk meningkatkan jumlah ekspor. "Kita berharap ekspor tidak hanya ke Thailand, tapi juga ke negara lain," Eko berharap.
Saat ini kata Eko, ada dua perusahaan di Riau yang sudah mengekspor kerang ke Thailand. Perusahaan itu milik masyarakat Rohil.
Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution yang hadir dalam gelaran di kantor Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas 1 Pekanbaru di jalan Rawa Indah itu mengatakan, peluang ekspor ini sangat bagus. Bahkan potensinya sangat besar.
"Saat ini baru dua perusahaan yang berkecimpung di ekspor ini. Padahal permintaan cukup banyak, pasar masih sangat luas. Kita musti upayakan pembinaan pembudidaya supaya ekspor lebih bergairah," harapnya.
Terkait jumlah, sebetulnya kata Edy harus lebih banyak. Makanya Edy akan terus mendorong peningkatan jumlah ekspor itu. "Kalau ada 13 ton pun akan kita angkut," ujarnya.
