Home Ekonomi OVO Perluas Pangsa Pasar Melalui E-Wallet

OVO Perluas Pangsa Pasar Melalui E-Wallet

Jakarta, Gatra.com– Presiden Direktur PT Visionet Internasional (OVO) Karaniya Dharmasaputra mengatakan akan terus berinovasi untuk meningkatkan pangsa pasar dan jangkauan penggunaan dompet digital elektronik (e-wallet) OVO.

Menurutnya, hal ini sebagai solusi pembayaran cashless di Indonesia. Langkah konkret tersebut ditempuh OVO seiring membaiknya kinerja perusahaan itu di pasar e-wallet.

“Kami terus berinovasi dan memberikan kemudahan kepada konsumen. OVO tetap konsisten menjalankan komitmen kami untuk melayani masyarakat,” kata Karaniya di Jakarta, melalui rilis yang diterima Gatra.com, Jumat (15/11).

Karaniya menuturkan, OVO adalah perusahaan penyedia layanan keuangan digital yang didirikan, dirintis, dan dikembangkan oleh Lippo Group. Saat ini, para pemegang saham OVO sudah sangat beragam, seiring meningkatnya kinerja OVO, pada dua tahun terakhir.

“Kami adalah perusahaan independen yang dikelola oleh manajemen profesional. Mana mungkin OVO berpisah dari pendirinya,” tegas dia.

Menurut Karaniya, beberapa hari terakhir muncul rumor yang sangat merugikan eksistensi OVO dan Lippo Group.

“Mengenai rumor tersebut, saya justru baru saja bertemu dan berdiskusi panjang lebar dengan Direktur Lippo Group Pak John Riady. Kami berdiskusi mengenai pengembangan OVO ke depan. Pak John banyak memberikan masukan dan sangat suportif terhadap berbagai upaya pengembangan bisnis OVO,” katanya.

Menurut Karaniya, promosi berbentuk cashback dan pemberian fasilitas lainnya merupakan hal yang biasa di dunia startup saat ini, sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat.

“Yang perlu dicatat adalah OVO sebagai perusahaan keuangan digital memiliki roadmap yang jelas untuk menuju profitabilitas sebagai sebuah entitas bisnis yang sustainable. Kami baru berusia dua tahun dan sedang dalam tahap edukasi untuk pengembangan pangsa pasar. Ini penting, karena pasar uang elektronik Indonesia baru bergeliat, dan akan terus berkembang dengan teramat pesat dalam 1-2 tahun ke depan,” ucap Karaniya.

Sejak beroperasi di Indonesia pada tahun 2017, popularitas OVO melejit. Karaniya mengapresiasi animo masyarakat yang terus meningkat dalam penggunaan sistem cashless, khususnya OVO. Dikatakan adalah wajar apabila OVO mengenakan biaya transfer kepada konsumen untuk setiap transaksi ke perbankan.

“Saya pikir wajar. Nilainya juga terbilang kompetitif. Kalau dibandingkan dengan biaya transfer di perbankan, jelas nilai yang diterapkan OVO jauh lebih rendah. Apalagi dari sisi fitur, teknologi kami real time, aman, dan nyaman,” tutur Karaniya.

214