Home Ekonomi Tekan Biaya Angkut, PUPR-KKP Kerja Sama Revitalisasi Tambak

Tekan Biaya Angkut, PUPR-KKP Kerja Sama Revitalisasi Tambak

Jakarta, Gatra.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Edhy Prabowo mengakui biaya pengangkutan menjadi momok bagi para petambak garam, sehingga mengurangi margin keuntungan yang mereka terima.

"Penambak garam ini ongkos angkutnya lima kali lipat dari upah yang mereka terima. Ongkos angkut Rp1.200 per kilogram, sedangkan garamnya Rp200 per kilogram," ungkap Edhy dalam Rapat Koordinasi Nasional Kelautan dan Perikanan di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (4/12).

enurut Edhy, pembangunan infrastruktur yang menghubungkan tambak dengan jalan utama dan revitalisasi tambak garam sangatlah dibutuhkan untuk menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan produksi garam. Oleh karena itu, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

"Akses itu tidak harus jalan besar, tidak harus aspal yang tebalnya bermili-mili atau berinci-inci. Tapi setidaknya aspal itu bisa dilalui kendaraan pick up," ujarnya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut pemerintah telah melakukan pembangunan, peningkatan, dan rehabilitasi tambak untuk membantu para petambak garam.

Basuki menyebut pihaknya telah membangun 410.000 Ha dan merehabilitasi 3.740 Ha tambak garam selama 2015-2019. "PUPR juga sudah membangun jembatan permanen sebagai akses jalan dari tambak ke jalan utama," terangnya.

Untuk tambak, salah satunya proyek yang sudah dilakukan adalah rehabilitasi 8.000 Ha tambak garam di Indramayu. 

"Dukungan untuk tambak adalah saluran dan bangunan pengairan air di sepanjang Indramayu. Itu kami buat penutup karetnya supaya bisa mengalir sehingga tidak tercampur," katanya.

Pada tahun 2020, PUPR berencana membangun dan meningkatkan 197 km jalan akses tambak dan 5.569 Ha (hektar) tambak garam serta merehabilitasi 109 km jalan akses tambak dan 4.563 Ha. Nilai proyek tetsebut sebesar Rp141,75 miliar.
 

110

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR