Home Kesehatan Bayi 6 Bulan PDP COVID-19 Kabupaten Cilacap Meninggal Dunia

Bayi 6 Bulan PDP COVID-19 Kabupaten Cilacap Meninggal Dunia

Cilacap, Gatra.com – Bayi Berusia enam bulan yang merupakan pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 di Cilacap meninggal dunia. Bayi ini meninggal dunia saat dirawat isolasi di sebuah rumah sakit di Kabupaten Cilacap.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Cilacap, M Wijaya mengatakan, pasien bayi tersebut merupakan rujukan dari RS swasta. Ia diantar oleh keluarga ke IGD RS pada tanggal 14 April 2020 sekitar pukul 10.00 WIB dengan keluhan riwayat demam, batuk, pilek, sesak napas, riwayat kejang, dan riwayat diare.

“Sebelumnya di RS awal, pasien telah dirawat selama dua hari,” kata Wijaya, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/4).

Wijaya menjelaskan, pasien tidak memiliki riwayat bepergian ke luar kota dan luar negeri. Tetapi, ada riwayat keluarga dari Bandung. Hanya saja, anggota keluarga ini baru datang setelah pasien menunjukkan gejala sakit.

“Pasien datang dengan membawa hasil rontgen toraks dari RS awal dirawat dengan kesan pneumonia serta hasil laboratorium,” ucapnya.

Di RS rujukan, pada pukul 11.20 WIB pasien ditempatkan di ruang isolasi RS dengan keadaan umum lemah dan pola napas tidak efektif. Pada pukul 13.30 WIB pasien diambil swab nasofaring dan orofaring untuk keperluan tes RT-PCR PDP COVID-19.

Pada pukul 22.30 WIB, kondisi pasien menurun dan ada advice rujuk dari dokter namun keluarga belum memutuskan hingga keesokan harinya. Keesokan harinya, tanggal 15 April 2020, pasien diambil sampel nasofaring dan serum pada pukul 13.30 WIB.

KU pasien lemah, pasien tampak sesak napas dan lemah. Pasien didiagnosis PDP dengan pneumonia dengan diagnosis banding CAP dan suspek PJB asianotik (ASD). Pada pukul 14.00 WIB pasien tidak bernapas dan nadi tidak teraba.

“Dilakukan RJP 5 siklus. Pasien mengalami gagal napas dan tidak ada respon, pupil medriasis maksimal. Pada pukul 14.30 WIB pasien dinyatakan meninggal di hadapan dokter, paramedis dan keluarga,” ucap Wijaya.

Meski hasil tes swan belum diketahui, namun pemulasaraan jenazah dilakukan dengan berpedoman pada tata laksana jenazah curiga Covid-19. Hal itu dilakukan untuk menjaga segala kemungkinan terburuk.

456