Home Politik Persoalan Afghanistan, Rektor UIN: Tak Mau Saling Memahami

Persoalan Afghanistan, Rektor UIN: Tak Mau Saling Memahami

Jakarta, Gatra.com – Persoalan Afghanistan belum juga berakhir. Ditambah disinyalir ada pelanggaran HAM yang terjadi karena tentara Australia membunuh 39 warga sipil dan tawanan di Afghanistan. 

Melihat hal tersebut, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Amany Burhanudin Umar Lubis, menilai, jika akar permasalahan adalah taliban dengan pemerintah Afghanistan tidak pernah mencapai kata sepakat. 

"Taliban tidak mau mengerti apa yang diinginkan pemerintah, lalu pemerintah [Afghanistan] tidak bisa juga menaklukan Taliban. Keduanya susah bekerja sama walaupun pemerintah sudah mau, taliban tetap tidak percaya dan tidak mau duduk bersama," ujar Amany dalam diskusi 'Menyoal Pelanggaran HAM Militer Australia di Afghanistan", di Jakarta, Selasa (4/5). 

"Ibu negara [Afghanistan] bertanya ke saya, bagaimana mengatasi ini. Lalu saya jawab. padahal, dari pengalaman Indonesia yang sangat beragam, diversitasnya sangat besar, multietnik, multibahasa, dan kita bisa damai," katanya. 

Menurutnya, konflik di Afghanistan seharusnya ada yang memediator keduanya antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan. Namun memang mengaitkan kepercayaan antarkeduanya merupakan hal yang sangat sulit untuk diwujudkan. 

"Berbeda dengan di Indonesia, kita bisa duduk bersama, juru damainya banyak, bisa dialog. Kalau orang Timur Tengah memang agak susah ya, apalagi selalu angkat senjata bukan hanya melalui dialog," ujar Amany.

270