Home Milenial Vaksinasi Guru Lambat, Kesiapan PTM Terbatas Dipertanyakan

Vaksinasi Guru Lambat, Kesiapan PTM Terbatas Dipertanyakan

Jakarta, Gatra.com - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengingatkan pemerintah untuk tidak gegabah dalam melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Apalagi, mengingat fakta dilapangan bahwa masih lambannya proses penuntasan vaksinasi terhadap Guru dan Tenaga kependidikan (GTK).
 
Koordinator Nasional P2G, Satriawan Salim menyebut bahwa ada dua hal mutlak yang harus terpenuhi, jika memang PTM terbatas akan dilakukan di tahun 2021 ini. Syarat tersebut yakni telah tuntasnya vaksinasi terhadap GTK dan telah terpenuhinya daftar perikanan kesiapan sekolah tatap muka.
 
"Syarat itu mutlak. Tidak bisa ditawar-tawar. Sekarang, kami dapat laporan dari P2G daerah bahwa vaksinasi guru dan tenaga pendidik ini lambat. Kami meminta Kementerian terkait bisa gerak cepat. Apalagi, kita baru saja impor vaksin dari luar," tegas Satriawan kepada awak media, Jumat (4/6).
 
Satriawan menyoroti lambannya proses vaksinasi tersebut dikarenakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, sebelumnya telah menargetkan vaksinasi terhadap GTK rampung pada Juni 2021. Nyatanya. Hingga saat ini vaksinasi balu dilakukan pada sekitar 1 Juta dari 5 juta GTK yang ada di Indonesia.
 
"Kami berharap pemerintah melalui Kemendikbudristek bisa konsisten dengan hal ini. Mengingat, yang sudah divaksin saja masih ada potensi terpapar Covid-19. Apalagi yang belum," tuturnya. 
 
Menanggulangi lambannya vaksinasi tersebut, Satriawan mengatakan bahwa pihaknya meminta para pemangku kepantingan yakni Kemendikbudristek, Kemenag, Kemenkes, dan Pemda untuk segera melakukan pemetaan terhadap guru dan tenga pendidik di daerah mana saja yang belum dilakukan vaksinasi. 
 
"Agar melalui pemetaan ini Pemerintah tidak gegabah meminta sekolah dibuka. Sebab risikonya adalah keselamatan dan kesehatan warga satuan pendidikan dan keluarga mereka. Jika guru dan tendik belum divaksin jangan coba-coba berani membuka sekolah," pungkasnya.

 

132