Home Kesehatan Tes Keperawanan Dinilai Tak Berbasis Kajian Ilmiah

Tes Keperawanan Dinilai Tak Berbasis Kajian Ilmiah

Jakarta, Gatra.com – Tes keperawanan sebagai salah satu syarat untuk masuk ke beberapa institusi, seperti TNI dan Polri memantik kontroversi sejak lama. Salah satu yang menentang praktik tersebut adalah dr. Putri Widi yang menilai tes tersebut tidak berbasis ilmiah.

Putri yang menjadi salah satu bagian dari gerakan untuk menghapus tes keperawanan berpendapat bahwa menilai selaput dara sebagai cara mengukur keperawanan adalah kesalahan. Menurutnya, hymen/selaput dara tidak dapat dijadikan patokan karena berbeda antara satu wanita dengan wanita lainnya.

"Hymen adalah sesuatu yang sangat variatif bentuknya. kemudian elastisitasnya [berbeda], tebal tipisnya [berbeda] dari perempuan ke perempuan," ujar Putri dalam diskusi daring, Rabu (1/9).

"Variasi ini yang menyebabkan ketika misalnya kita lakukan inspeksi atau kita melihat apakah pernah ada robekan atau tidak pada hymen, sulit untuk melakukan itu," ungkapnya.

Selain itu, Putri mengatakan bahwa hingga saat tidak ada satu pun yang mengetahui fungsi selaput dara pada wanita. Bahkan, banyak yang menyebut selaput dara hanya merupakan organ sisa yang tidak mempunyai fungsi.

"Hymen itu adalah organ yang sampai hari ini tidak diketahui fungsinya sebetulnya apa. Ada teori yang bilang bahwa ketika masih di dalam kandungan atau sesaat setelah lahir ada fungsinya untuk melindungi vagina saat bayi. Tetapi kemudian pada masa dewasa tidak ada lagi diketahui fungsinya apa," ucapnya.

108