Home Ekonomi BI Latih Warga Miskin Bikin Diferensiasi Produk Batik

BI Latih Warga Miskin Bikin Diferensiasi Produk Batik

Karanganyar, Gatra.com - Para buruh batik diajak lebih mandiri dan inovatif dalam berkarya. Melalui program pengembangan ekonomi dan keuangan berbasis kelompok subsistence, Bank Indonesia (BI) mendampingi pencapaian tersebut bagi warga miskin dari Paguyuban Batik Giriarum Girilayu Karanganyar Jateng.

Deputi Direktur Bank Indonesia Perwakilan Solo, Nugroho Joko Prastowo mengatakan program tersebut bersinergi dengan Pemkab Karanganyar dan Rumah Zakat. Program UMKM Subsistence ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kewirausahaan dan peningkatan literasi keuangan. Sasarannya ke warga miskin penerima bantuan sosial yang kebetulan menjadi buruh harian produksi batik Girilayu.

"Program UMKM Subsistence juga merupakan pilot project Bank Indonesia dan baru diterapkan di 8 wilayah se-Indonesia termasuk di Karanganyar," kata Nugroho saat memberi sambutan pada Pembukaan Pelatihan Diversifikasi Produk UMKM di Balai Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Selasa (5/10).

Pelatihan difersifikasi produk UKM diikuti 17 kelompok Paguyuban Giriarum, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih. Satu kelompok terdiri dari 10-15 orang buruh batik. Mereka terdata warga miskin yang menerima program keluarga harapan (PKH). Implementasi diversifikasi produk batik oleh mereka diharapkan memperbaiki perekonomian keluarga dan lebih menyejahterakan para buruh batik di Matesih.

Lebih lanjut Nugroho meyakini aneka produk batik diterima pasar regional maupun mancanegara, seiring ditetapkannya menjadi warisan budaya dunia.  

"Dalam selembar kain batik bukan saja terpotret identitas budaya lokal dan sejarah daerah tertentu, misalnya Yogyakarta dan Solo, akan tetapi lebih jauh juga sudah terpatri citra dan identitas nasional Indonesia. Selain menjadi branding Indonesia, batik juga memiliki potensi ekspor tinggi, terbukti dengan tumbuhnya ekspor batik di masa pandemi. Pertumbuhan nilai ekspor batik ini disebabkan oleh semakin banyaknya diversifikasi produk batik," lanjutnya.

Berdasarkan potensi itulah industri kerajinan dan batik potensial menopang Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto mendukung inovasi dan diversifikasi produk batik. Apalagi pelaku usaha dari buruh yang ingin lebih mapan. Dalam pelatihan tersebut diberikan materi membuat produk turunan batik seperti sarung bantal, suvenir atau cinderamata, pernak-pernik dan aksesori lainnya.

"Mumpung difasilitasi tim-tim ahli untuk mengemas batik, saya berharap masyarakat untuk lebih semangat dan manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya," papar Rober Christanto.

Menurutnya, PPKM di Karanganyar yang turun ke level 2 merupakan peluang yang harus dimanfatkan para pelaku UMKM untuk memasarkan produknya dan mengemasnya lebih baik.

1394