Siak, Gatra.com - Iven balap sepeda Tour de Siak 2022 sudah kelar tiga hari lalu. Tapi dumelan orang di Siak terhadap iven internasional rupanya belum usai.
Ini tak lepas dari berubahnya lintasan balapan. Kalau sebelumnya lintasan yang dibagi dalam empat etape semuanya berada di Siak, di gelaran tahun ini justru meluber hingga ke Pelalawan dan Pekanbaru.
Di Kabupaten Siak hanya dilakukan pembukaan dan etape I dengan rute Siak City Race. Tapi duit yang habis mencapai Rp1,2 miliar.
Angka ini tergolong besar ketimbang pelaksanaan dua tahun silam yang cuma menghabiskan duit sekitar Rp3,7 miliar untuk 4 etape.
"Kalau menurut saya, warga tidak merasakan dampak positif Tour de Siak tahun ini. Itu gara-gara lintasan yang diubah, makanya orang lebih memilih ke Pekanbaru dari pada ke Siak," kata Wanto, salah seorang warga Lubuk Dalam kepada Gatra.com, tadi malam.
Joko Susilo sendiri menilai, Tour de Siak tahun ini sudah melenceng dari tujuan awal. "Tour de Siak itu marwah nya Siak. Tujuannya jelas untuk mempromosikan pariwisata dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Tapi tengoklah, Siak tetap sepi, tak ada orang luar yang datang kecuali pebalap dan official-nya," kata Tokoh Pemuda Kabupaten Siak ini.
Mestinya kata Sekretaris DPD PDI Perjuangan Kabupaten Siak ini, Pemkab Siak bersikap tegas dan menolak lintasan Tour de Siak diperluas hingga ke Pekanbaru. Sebab, kalau lintasan diubah, tentu juga mengubah tujuan pelaksanaan Tour de Siak itu.
"Orang jadi malas datang ke Siak, mereka lebih memilih ke Pekanbaru. Pemprov Riau sebaiknya bikin sendiri balap sepeda, jangan pakai Tour de Siak yang sudah menjadi ikon masyarakat Siak itu," tegasnya.
Biar ini tak terulang lagi, Joko meminta Pemkab mengevaluasi kegiatan Tour de Siak itu. Termasuk anggarannya yang mencapai Rp1,2 miliar.
"Ini jelas mubazir. Kalau tak ada manfaatnya untuk rakyat, lebih baik duit itu dipakai membangun jalan di desa-desa. Masih banyak jalan rusak di Siak ini. Atau perbaiki sekolah dan tempat ibadah," pintanya.
Kalau dirunut lagi ke belakang, pebalap luar negeri yang ikut di Tour de Siak ini juga tak dapat apa-apa, tak dapat poin UCI lantaran iven kali ini tidak terdaftar dan tidak ada dalam kalender Union Cycliste Internationale (UCI). Hanya terdaftar di PB-ISSI. Penyebabnya sepele; terlambat didaftarkan.
Ini ketahuan setelah Race Direktor Tour de Siak 2022, Sandi Sampurno cerita. "Yang menang cuma dapat poin PB-ISSI. Poin UCI, tidak. Perubahan race tahun ini juga belum diketahui UCI. Race etape II dan III Tour de Siak tahun ini melibatkan Kabupaten Pelalawan dan Kota Pekanbaru. Pihak UCI juga belum tahu," katanya kepada Gatra.com, Sabtu pekan lalu di Kota Siak Sri Indrapura.
Uniknya, meski tidak terdaftar di UCI, tapi logo UCI tertera di setiap banner acara itu.
Terkait penggunaan duit yang Rp1,2 miliar tadi, Kepala Dinas Pariwisata Siak Tekad Perbatas belum memberikan penjelasan. Dihubungi, handphone tidak diangkat.
Tapi PPTK Tour de Siak 2022 Basriansyah mengatakan, pihaknya masih menyusun semua penggunaan anggaran Tour de Siak 2022 itu. "Ya, setiap kegiatan harus ada Surat Pertanggungjawabannya (SPj). Ini kita masih sibuk kerja," katanya.
Lalu soal tidak terdaftar di UCI tadi, Gatra.com sudah melayangkan pertanyaan kepada Manager International Relations UCI, Nathalie Clarc dan Communications & Media Relations Officer UCI, tapi belum berbalas.