Banjarmasin, Gatra.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, hilirisasi sawit harus ada di Kalsel, tidak hanya di Jawa dan Sumatera, biar pemerataan harus berjalan. Itu dikemukakan Syahrul saat membuka Rakor Kelapa sawit se-Kalsel di Banjarmasin, pada Rabu (23/8).
Mentan mengatakan, semua modal pertanian ada di depan mata. Mulai matahari yang terus bersinar, angin terus berhembus, air ada dimana - mana sampai jumlah rakyatnya yang banyak karena Indonesia adalah negara terbesar ke empat di dunia.
"Kita harus pastikan itu kekuatan. Sawit kita besok akan membangun kesejahteraan yang pasti bagi rakyat," ujarnya.
Syahrul memastikan segala kebutuhan untuk mensejahterakan rakyat melalui tanaman sawit tersedia mulai dari bibit hingga pupuk. "Lahan dimana - mana ada," ucapnya.
Rakor kelapa sawit ini, beber Syahrul, adalah untuk memastikan daerah mana saja yang harus di dorong, bukan hanya perusahaan tapi juga untuk rakyat. Tidak hanya sawitnya, termasuk juga hilirisasi. "Termasuk juga pabrik sawit, tolong pak Dirjen kasih Kalsel pabrik minyak kecil untuk rakyat dan perusahaan besar jadi pembinanya. Saya senang kalau pak Dirjen kasih industri minyak goreng langsung, jangan yang pakai CPO, lama banget. Asal tidak melanggar aturan dan no korupsi," pintanya.
Syahrul mengatakan, sawit yang sudah tua harus dipotong, diganti dengan yang baru dan dibawahnya ditanami jagung.
"Kalau cuma bilang potong, rakyat jelas tidak mau. Ya harus dibicarakan dulu. Buahnya kita jamin lebih baik. Kalsel paling bagus, potensi luar biasa, tinggal di dorong ja dikit, dalam waktu singkat dan cepat apalagi IKN dekat sini," katanya.
Mentan meminta Kalsel lebih kencang lagi untuk melakukan hilirisasi sawit termasuk menciptakan Biodiesel B - 100. "Kenapa kita tak buat sendiri, kedepan hilirisasi ini yang bermain," cetusnya.
Bukan itu saja, beber Syahrul, perkebunan kelapa sawit juga bisa menghasilkan produksi sapi karena pakan yang melimpah.
"Potensi sangat besar. Dibalik lahan sawit itu kita bisa masukan sapi dengan kuat. Kita masih impor sapi 500 ribu ton atau setara 1,2 juta ekor, masa harus impor terus," katanya.
Syahrul juga menyinggung soal issu yang terus menggaung bahwa sawit merusak lingkungan. "Kita disebut merusak lingkungan karena minyak bunga matahari tersaingi secara global. Ini bentuk persaingan yang harus kita hadapi," ingatnya.
Kepada aparat keamanan dan penegak hukum, Syahrul meminta agar mengawal proses budidaya hilirisasi agar bisa terjaga dengan baik.
Syahrul mengingatkan, dunia saat ini sedang tidak baik - baik saja. Ekspor batubara disebutnya banyak negara yang pending. "Yang tidak ada pending itu pertanian, termasuk CPO kita. Kalsel salahsatu tumpuan. Kalsel sudah selesai dengan dirinya khususnya untuk pangan," ujarnya.
Karena itulah, kata Syahrul, presiden minta 6 provinsi berkontribusi bagi kepentingan negara dan bangsa, salahsatunya melalui perluasan dan pengembangan tanam 500 ribu hektar dan di Kalsel 60 ribu hektar. "Kita perbaiki mulai budidayanya, pasca panen dan market. Kita beri waktu 3 bulan. Ini bukan cetak sawah baru tapi lahan eksisting. Yang bagus kita perkuat dan varietasnya kita perbaiki," paparnya.
Syahrul juga menyinggung soal el nino yang banyak ditakuti oleh banyak negara, karena sangat berdampak untuk produksi pangan dan menjadi ancaman sangat serius.
"El Nino yang keras itu katanya akan membuat produksi kita turun 1,2 juta ton. Ancaman dunia itu ada kelaparan 438 juta orang termasuk Indonesia. Kita jawab tidak," tegasnya.