Home Pendidikan Pacu Hilirisasi Inovasi Kampus Vokasi Lewat Skema Dana Padanan

Pacu Hilirisasi Inovasi Kampus Vokasi Lewat Skema Dana Padanan

Jember, Gatra.com - Skema dana padanan atau Matching Fund yang diinisiasi Kemendikbudristek diakui bermanfaat dalam mengembangkan inovasi pendidikan tinggi. Bukan hanya dalam membantu pengembangna produk, namun dana padanan pun dapat membantu pemenuhan aspek-aspek pendukung hilirisasi produk inovasi.

Hal tersebut diterangkan oleh Koordinator penerima dana padanan penugasan Politeknik Negeri Jember Tahun 2022, Budi Hariono. Ia mengungkapkan, bahwa teaching factory (Tefa) yang ada di Politeknik Negeri Jember hingga saat ini telah mengenalkan beberapa produk lewat 3 bidang yakni pengalengan ikan, roti, dan kopi.

Hanya saja, hingga saat ini proses hilirisasi yang telah menjadi target harus tertunda imbas dari aspek legalitas produk, ketika akan didistribusikan ke pasar. Menurut Budi, adanya skema pendanaan kemudian membantu pihaknya dalam mengurus aspek tersebut.

“Karena ada perubahan dari satuan kerja menjadi badan layanan umum, maka Polije pun harus memulai ulang proses legalitas tersebut,” jelas Budi saat ditemui di Kampus Polije, Jember, Rabu (18/10).

Beberapa pengurusan seperti izin Badan Pengawas Obat dan makanan (BPOM) harus terlebih dulu dikantongi, sebelum nantinya produk inovasi pangan yang digagas Polije masuk ke tahap distribusi yang lebih luas.

Langkah tersebut, saat ini sudah dalam proses. Hanya saja, hingga saat ini produk-produk yang dihasilkan Tefa Polije terpaksa masih terbatas diedarkan di kalangan internal.

“Namun, targetnya dalam 2 tahun kedepan aspek ini selesai kita proses. Karena ini juga sejalan dengan rencana strategis Polije menjadi kampus vokasi unggul di tahun 2035,” tutur dia.

Karena ketika produk hasil Tefa ini mampu didistribusikan, otomatis menjadi sebuah peluang ekonomi bagi Polije maupun Jember. Inovasi terhadap beberapa produk yang nantinya akan punya dampak terhadap masyarakat jember itu sendiri. Targetnya, produk unggulan yang sesuai standarisasi nasional tersebut nantinya bisa hilirisasi.

“Karena disini [Jember] kita bisa temukan potensi alam budaya yang melimpah. kami punya Argopuro, kopi pahit terbaik. Potensi ikan Lemuru pun melimpah,” ujar Budi.

117