Jakarta, Gatra.com - Indonesia masih kekurangan talenta berkualitas di bidang teknologi informasi. Padahal, Indonesia masih kekurangan 7 juta tenaga di bidang tersebut tiap tahunnya. Keilmuan di bidang teknologi informasi, menjadi bekal fondasi pengusaha muda dalam mengembangkan bisnisnya.
Saat ini persentase entrepreneur di Indonesia baru mencapai 3.47 % dari total jumlah penduduk. Angka ini berada di bawah Thailand dan Malaysia, bahkan jauh di bawah Singapura. Kurangnya literasi digital di sekolah-sekolah khususnya pendidikan vokasi, ditengarai menjadi sebab.
Guna menjawab tantangan itu, saat ini mulai banyak sekolah yang menggandeng perusahaan teknologi guna mengembangkan kurikulum di bidang teknologi. Salah satunya yang melakukan kerjasama yakni perusahaan teknologi Parallaxnet melalui PT Kimora Defasa yang bermitra dengan SMK Metland Transyogi, SMK Metland Cibitung dan LPK/LKP Metland College.
CEO Parallaxnet, Mazhar Durani, mengatakan kerjasama yang dijalin mengedepankan kesempatan dalam melaksanakan pembelajaran di bidang Technopreneur. Harapannya,anak-anak Indonesia dapat memiliki kesempatan berkarir yang lebih baik kedepannya.
“Besar harapan saya akan lahir Elon Musk, Mark Zuckerberg, Jack Ma, dan tokoh-tokoh Bisnis Digital dunia dari sekolah-sekolah vokasi di Indonesia,” kata Mazhar Durani dalam keterangannya, Rabu (1/11).
Dikesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kimora Defasa, Dewi Setiawati Said menambahkan, kolaborasi dengan sekolah vokasi ini diharapkan dapat menjadi pemantik untuk mengejar ketertinggalan Indonesia di bidang teknologi digital.
"Karena persoalan SDM ini merupakan persoalan bangsa yang harus kita, pecahkan secara bersama-sama,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMK Metland, Darmawan menyambut baik kolaborasi yang terjalin. Ia menilai, langkah ini bisa menjadi penyokong sekolah dalam menghasilkan tenaga terampil di bidang digital.
Apalagi sistem digital yang dijadikan tumpuan belajar siswa nantinya diyakini akan membuat anak mudah mengakses materi belajar dimana dan kapan saja.
“Upaya untuk mencetak para lulusan sebagai teknopreneur muda berbakat yang mampu berkiprah di dunia Internasional pun bukan lagi menjadi hal mustahil,” beber dia.
Penandatanganan kerjasama ini pun dihadiri pula oleh Pengawas SMK Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I Dina M Tiraswati, Pengawas SMK KCD I Carlab Djumani, serta Kepala KCD Provinsi Wilayah XII Abur Mustikawanto.
Mewakili Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Abur menyebut program kerjasama ini yang dilakukan untuk pertama kalinya di wilayah Kabupaten Bogor dan berharap dapat menjadi contoh untuk sekolah lain dalam mengikuti Program yang diusung oleh Parallaxnet ke Indonesia.
“Saya optimis program ini dapat membantu generasi muda memiliki kemampuan di bidang Teknologi yang Profesional yang akan menjadi percontohan untuk sekolah lain di seluruh Indonesia,” jelas dia.