Home Nasional Usulan IKN Dipindah Per 200 Tahun Mengemuka dalam Semrestek 2023

Usulan IKN Dipindah Per 200 Tahun Mengemuka dalam Semrestek 2023

Jakarta, Gatra.com – Ketua Pembinan Yasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP), Dr. (HC). Ir. Siswono Yudo Husodo, secara pribadi mengusulkan agar Ibu Kota Negara (IKN) dipindah per 200 tahun sekali ke daerah-daerah di pulau-pulau besar Indonesia.

Siswono dalam keterangan pada Selasa (12/12), menyampaikan, dirinya memiliki pengalaman puluhan tahun dalam pengembangan kota baru di Indonesia. Sebagai seorang developer, ia memiliki pengalaman bahwa pemerintah seringkali tertinggal dalam membangun infrastruktur dibandingkan kemampuan masyarakat mengembangkan rumah dan lingkungan.

Akibatnya, kata Siswono saat memberikan opening speech dalam Seminar Rekayasa Teknologi (Semrestek) 2023 yang dihelat secara daring, infrastruktur seringkali tidak terencana dengan baik. Ketimpangan infrastruktur juga terjadi karena pembangunan yang hanya terpusat di Pulau Jawa.

Menurut dia, persebaran penduduk sangat perlu, mengingat bahwa Indonesia terdiri dari ribuan pulau, dengan lima pulau terbesar, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Atas dasar itu, gagasan Presiden Soekarno untuk memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru terlaksana di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), sangat tepat, untuk menyebarkan penduduk.

Sementara itu, Rektor UP, Prof. Dr. Edie Toet Hendratno, S.H., M.Si., FCBArb., mengatakan, kota sebagai fenomena terbesar abad 21, terus berkembang dari sisi struktur dan komposisinya.

Menurut Edie, dalam kurun waktu 65 tahun terjadi pergeseran populasi desa ke kota yang membuat beban kota semakin berat dengan tantangan dan degradasi lingkungan, kemacetan, infrastruktur, sanitasi yang menurun.

Karenena itu, ia menilai seminar tahunan gelaran Fakultas Teknik UP, sebagai seminar berskala nasional diharapkan memberi manfaat bagi pengembangan kota di masa mendatang.

Adapun seminar ini untuk mempertemukan ilmuwan, akademisi, periset, perekayasa, praktisi industri, dan kalangan pemerintah untuk saling bertukar informasi dan berbagi pengalaman guna menjawab tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis.

Kegiatan melibatkan akademisi dan praktisi yang ditunjukkan dengan hadirnya 10 perusahaan sebagai penyokong yaitu PT Arcon Radian Abadi, PT Bauer Pratama Indonesia, Perkumpulan Pengusaha Pelaksana Kontraktor dan Konstruksi Indonesia (Perekoni), Perkumpulan Ahli Sipil Teknik Indonesia (PASTI), Perkumpulan Tenaga Ahli Manajemen (PRATAMA), PT Eka Bogainti (Hokben), PT Gala Cipta Mas, Kembarindo Interior Design & Furniture, PT Adikarya Rylyn, dan PT Consulindo.

Pada seminar ini, Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital IKN Nusantara), Prof. Mohammed Ali Berawi, M.Eng.Sc, PhD., didaulat sebagai pembicara kunci (keynote speaker). Adapun beberapa pembicaranya yakni Prof. Dr. Ir. Walter Timo de Vries dari Technical University of Munich, Germany, Prof. Dr. Ir. Jonbi, M.T., M.M.,M.Si, Inv dari UP.

Pembicara lainnya adalah Ketua Masyarakat Perkeretaapian Indonesia (MASKA), Dr. Ir. Hermanto Dwiatmoko, M.STr, IPU., dan Vice President of Intelligent Transportation System (ITS) Indonesia, Ir. Resdiansyah ST.,MT.,Ph.D. Sedangkan closing remark disampaian Dekan Fakultas Teknik Universitas Pancasila, Dr. Ir. Budhi Muliawan Suyitno, IPM.

Prof. Mohammed Ali Berawi, M.Eng.Sc menyampaikan bahwa IKN yang dikembangkan akan memberi kontribusi aktif Indonesia dalam tiga kampanye global, yakni biodiversity, climte change, dan sustainble development goals. Ini juga akan mempercepat pencapaian Agenda Berkelanjutan PBB 2030.

Adapun Ir. Resdiansyah ST.,MT.,Ph.D menyampikan paparan dan menyatakan bahwa Teknologi Sistem Cerdas dan Jaringan Pendukung yang Menghubungkan Seluruh Infrastruktur Kota Modern diterapkan di IKN Nusantara merupakan sistem yang bertujuan untuk menjadikan IKN sebagai kota dunia berkelanjutan.

Menurutnya, penerapan system smart city dengan digitalisasi infrastruktur akan mewujudkan IKN Nusantara sebagai sebuah kota yang terencana dan cerdas sehingga IKN akan menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Jonbi, MT., MM.,M.Si, Inv, mengatakan perlunya material canggih yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur di kota berkelanjutan. Selain itu, pembangunan IKN Nusantara yang futuristic dan ramah lingkungan diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi baru di IKN sehingga perlu dipastikan berjalan seimbang dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat lokal, bukan malah meminggirkannya.

Prof. Jonbi menyarankan agar para stakeholder perlu memberikan prioritas penggunaan teknologi dan material hasil invensi bangsa sendiri untuk pembangunaan kota berkelanjutan.

Penggunaan material impor, kata dia, perlu dikombinasikan dengan material lokal, peningkatan pengetahuan SDM pekerja proyek dan masyarakat lokal agar dapat berkontribusi dalam pembangunan.

Dalam seminar tersebut, Dr. Ir. Hermanto Dwiatmoko, menyampaikan makalah bertema “Transportasi Massa dan Logistik Menuju Kota Berkelanjutan”. Ia menyatakan, kereta api sebagai transportasi masa depan di Indonesia dengan berbagai tantangan dan perkembangannya.

Kereta api menyediakan layanan transportasi yang andal, efisien, berkapasitas tinggi, dan sesuai dengan kebutuhan masa depan mobilitas penduduk dengan dampak lingkungan yang minimal. Jaringan kereta api akan memperkuat tata ruang struktur dalam menciptakan koridor kepadatan tinggi yang sesuai dengan konsep kota kompak.

Adapun Dr. Ir. Walter Timo de Vries dari Technical University of Munich, Germany, menyampaikan makalah berjujul “Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Akibat Pembangunan Kota Berkelanjutan - kasus IKN”. Dalam makalahnya, ia menyoroti apakah masalah dan antisipasi terkait pengembangan kawasan kota baru dengan membandingkan beberapa negara yang melakukan pemindahan ibu kota negara.

Dr. Walter menekankan bahwa kompleksitas akan muncul menyertai pengembangan kota baru, yaitu pertumbuhan kota (urban growth) dan energi. Penyediaan energi bagi kota baru tersebut, apakah mengandalkan energy fosil atau sustainable energy.

Kompleksitas baru lainnya, kata dia, kebutuhan air untuk menunjang pertumbuhan kota dan populasi penduduk, serta land right atau land use yang berkaitan dengan kontrol dari pemerintah terhadap pertumbuhan kota, kerusakan ekologis, dan lain sebagainya.

Sedangkan Dr. Ir Budhi Muliawan Suyitno, IPM, dalam closing remark-nya menyampaikan, terima kasih kepada para narasumber, peserta dan panitia pada seminar Semrestek yang rutin dilaksanakan sejak tahun 2018.

Dekan FT UP mewakili UU mengucapkan terima kasih kepada 350 peserta, dengan 54 artikel ilmiah dengan 10 artikel datang dari universitas di seluruh Indonesia, juga kepada 10 sponsor yang turut membantu terselenggaranya seminar ini. Ia berharap tema seminar yang dipilih dan diskusi pada ajang ini akan menjadi bekal yang berharga bagi bangsa Indonesia.

51

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR