Home Kesehatan NUCircle: Pojok Stunting di Ponpes Kempek Cirebon untuk Wujudkan Indonesia Emas

NUCircle: Pojok Stunting di Ponpes Kempek Cirebon untuk Wujudkan Indonesia Emas

Jakarta, Gatra.com – NUCircle bersama Pondok Pesantren (Ponpes) KHAS Kempek, Cirebon, meluncurkan Pojok Stunting untuk ambil bagian untuk mencegah stunting dan mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045.

Staf Khusus Wakil Presiden (Stafsus Wapres) yang juga Ketua NUCircle, Dr. Gatot Prio Utomo, dalam keterangan pers, Kamis (21/12), menyampaikan, kesehatan ibu hamil dan penurunan angka prevalensi stunting menjadi faktor kunci untuk mewujudkan Generasi Emas Indonesia.

Menurutnya, pengurangan angka stunting di Indonesia harus dilakukan secara serius oleh seluruh elemen masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya bersama Ponpes KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat (Jabar) meluncurkan Pojok Stunting.

Gatot menjelaskan, Pojok Stunting berada dalam satu kesatuan dengan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) dengan melibatkan multipihak, seperti Pondok Pesantren, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES), Puskesmas, organisasi masyarakat bidang kesehatan, korporasi, dan media massa.

“Isu stunting ini memang harus dikeroyok oleh seluruh pihak. Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting tahun 2024 sebesar 14 persen,” ujarnya.

Ia menegaskan, angka ini harus bisa direalisasi sehingga diperlukan gotong royong semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat luas, perguruan tinggi, pesantren, dan terutama BKKBN.

Gatot menyatakan bahwa selain pendidikan, stunting ini menjadi penyebab utama rendahnya mutu pembangunan manusia di Indonesia. Karena itu, inisiatif-inisiatif kecil di masyarakat dalam mengurangi dan mencegah stunting sangat diapresiasi. Pojok Stunting ini diharapkan bisa berdampak besar bagi kesehatan ibu hamil dan bayi di sekitar pondok.

“Selama ini pesantren belum tersentuh kampanye penurunan prevalensi stunting. Padahal di pesantren terdapat jutaan calon ibu. Mereka harus mendapatkan perhatian sebelum menjadi ibu dan melahirkan anak-anak Indonesia,” ujarnya.

Pojok Stunting memiliki layanan antara lain pencatatan dan dokumentasi data, pengukuran antropometri, pencatatan KMS (Kartu Menuju Sehat), penyuluhan gizi, dan pelayanan medis/kesehatan.

“Kegiatan Pojok Stunting akan menyasar anak stunting, ibu hamil berisiko, dan kader posyandu sebagai bagian inti dari upaya pencegahan stunting,” katanya.

Selain itu, Pojok Stunting akan menciptakan Kader Pemantau Stunting dari Mahasiswa STIKes KHAS Kempek. Para mahasiswa dilatih untuk menjadi kader pemantau stunting di wilayah sekitar Ponpes dan sekitarnya membantu kader stunting dari Puskesmas.

Menurut dia, selain memantau stunting di wilayah Cirebon, mahasiswi juga diharapkan dapat menyosialisasikan kesehatan reproduksi para calon ibu, terutama asupan pil penambah darah bagi pelajar dan mahasiswi.

“Stikes KHAS Kempek juga akan menugaskan 5 dosen sebagai supervisor pemantauan stunting di wilayah ini. Harapannya kolaborasi dosen dan mahasiswa dalam pemberantasan stunting bisa menginspirasi sebuah gerakan masyarakat dalam pencegahan stunting di Cirebon, khususnya dan Indonesia,” kata Gatot.

Rencananya, layanan pojok stunting ini sebagai Prototype Layanan Poskestren, sekaligus nantinya merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat mahasiswa dan dosen STIKes KHAS Kempek.

Sementara itu, Ketua STIKes KHAS Kempek, dr. Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein, Sp. PD., menyatakan, Pojok Stunting merupakan implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi STIKes KHAS Kempek.

“Saya berharap Pojok Stunting dapat sustain sebagai bentuk nyata program pengentasan stunting dan ini adalah bentuk partisipasi nyata dari mahasiswa STIKes KHAS Kempek dalam program pencegahan stunting,” ujarnya.

Menurutnya, Pojok Stunting berada dalam Poskestren KHAS Kempek ini telah bekerja sama dengan puskesmas-puskesmas di sekitar Pesantren KHAS Kempek. Kerja sama dengan berbagai pihak ini merupakan model nyata dari implementasi hubungan pentahelix dalam program pengentasan stunting

Mereka yang hadir pun bersepakat bahwa pojok stunting ini menguatkan fungsi posyandu di mana posyandu berada di fase awal penangangan ibu hamil dan balita kemudian hasil screeningnya yang membutuhkan penanganan lebih lanjut untuk stunting ditangani oleh pojok stunting.

Hadir memberikan dukungan peluncuran Pojok Stunting antara lain pengasuh Ponpes KHAS Kempek KH. Ahmad Zaeni Dahlan, KH. Muhammad BJ, Gus Ahmad Ashif Shofiyullah, dr. Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein, Sp. PD (Ketua STIKes Kempek), Yuli Indriasari (Kepala Puskesmas Winong) beserta jajaran, Kuwu Desa Kempek, Tim Dinas Kesehatan Jawa Barat, Ki Bambang Pharmasetiawan (NU Circle), dan perwakilan SMA Garuda Cendekia.

197