Home Teknologi Macet Panjang Tidak Menyebalkan Lagi Dengan Fitur Baru ini

Macet Panjang Tidak Menyebalkan Lagi Dengan Fitur Baru ini

Jakarta, Gatra.com - Chery Omoda E5 yang baru saja diluncurkan dilengkapi daftar amat panjang fitur-fitur modern untuk membantu kerja pengemudi. Sebanyak 17 fitur Advanced Driving Assistance System (ADAS) tersemat di mobil listrik seharga Rp498 juta ini.

Salah satunya adalah fitur Traffic Jam Assist (TJA). Fitur ini dikembangkan untuk membantu pengemudi menembus kemacetan lalulintas yang akrab di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Fitur TJA ini tidak ekslusif di Chery Omoda E5 saja. Beberapa brand lain juga menawarkan fitur ini. Seperti SUV Wuling Almaz RS, MG ZS EV, sedan MG 4 EV dan lainnya.

Nah bagaimana cara kerjanya dan bagaimana mengoptimalkan fitur canggih ini, berikut beberapa info yang disarikan dari banyak sumber.

Cara Kerja

TJA pada dasarnya bekerja seperti Adaptive Cruise Control, tapi yang ini untuk versi kecepatan rendah. Seperti juga Adaptive Cruise Control, sistem ini menggunakan radar yang dipasang di bagian depan, kamera, dan sensor untuk mendeteksi kendaraan di depan dan secara otomatis menyesuaikan dengan kecepatan mereka. Namun berbeda dengan Adaptive Cruise Control,  TJA mulai aktif saat lalu lintas yang melambat hingga akhirnya merayap.

Dirancang untuk beroperasi pada kecepatan di bawah 65 km per jam, TJA akan menyesuaikan jarak kendaraan didepannya berdasarkan laju lalu lintas stop-and-go di depan. Dengan kata lain, pengemudi tidak perlu mengoperasikan pedal gas atau rem. TJA bisa mengatur mobil untuk berakselerasi atau deselerasi dengan mandiri tanpa intervensi pengemudi. TJA bisa membuat kendaraan berhenti total dan kemudian otomatis maju ketika lalu lintas di depan bergerak.

Tapi tidak berarti pengemudi bisa lepas tangan atas kendali mobil.  Para desainernya mengatur agar pengemudi sering mengaktifkan kembali sistem dengan sentuhan ringan pada pedal gas jika mobil telah benar-benar diam selama lebih dari 30 detik. Langkah "membangkitkan kembali" sistem ini untuk memastikan pengemudi memperhatikan kondisi lalu lintas secara keseluruhan dan tidak menyerahkannya pada kendali mobil seutuhnya. Dengan cara yang sama, sebagian besar TJA akan mati jika tangan pengemudi tidak menyentuh roda kemudi terlalu lama. Dengan kata lain, pengemudi tetap bertanggungjawab, bukan sistem mobil.

Selain mengatur kecepatan, sebagian besar sistem TJA juga memanfaatkan lane-centering technology untuk menjaga agar kendaraan tidak melenceng dari jalurnya. Sistem ini menggunakan kamera untuk mengidentifikasi marka di permukaan jalan dan secara otomatis memberikan input kemudi yang halus dan koreksi kecil untuk menjaga mobil tetap berada di tengah lajur. Fungsi ini membantu pengemudi yang mungkin kehilangan kewaspadaan setelah lalu lintas yang bergerak lambat dalam waktu yang lama.

Pengemudi dapat melakukan perubahan lajur kapan saja saat menggunakan TJA dengan input kemudi biasa. Tindakan ini akan mematikan fungsi lane centering sistem TJA. Setelah kendaraan melakukan perubahan lajur, sistem akan kembali mengambil alih dan kembali otomatis menempatkan mobil di tengah lajur dengan melacak marka lajur yang baru.

Semua sistem TJA memungkinkan pengambilalihan kendali pengemudi secara penuh kapan pun dalam keadaan darurat.

Ada sistem serupa namun lebih canggih, seperti Highway Driving Assist (HDA) dan Highway Driving Assist II (HDA2) dari Hyundai Motor Group. Teknologi yang dipakai Hyundai, Genesis, dan Kia memiliki keunggulan dibandingkan kendaraan yang hanya memiliki TJA, dengan menggunakan panduan berbasis navigasi.

Selain HDA, produsen mobil seperti Audi dan Honda, di antaranya, saat ini sedang mengembangkan TJA generasi berikutnya, yang akan hadir sebagai sistem kendaraan otonom Level 3 di masa mendatang. Dengan teknologi ini, pengemudi akan menikmati level keselamatan, keamanan, dan pengurangan stres yang lebih tinggi saat melintasi lalu lintas di jalan raya yang padat dengan cara yang berpotensi bebas genggam.

Peringatan dan Kewaspadaan

Meskipun TJA merupakan fitur semi-otonom dalam kondisi mengemudi kecepatan rendah, fitur ini membutuhkan kewaspadaan pengemudi untuk pengoperasian yang aman dan efektif. Pengemudi harus tetap memegang kemudi untuk mempertahankan jalur yang tepat. Perlu dicatat bahwa TJA hanya untuk digunakan di tol bukan untuk berkendara di dalam kota di mana lampu lalu lintas dan rambu berhenti merupakan hal yang biasa. Oleh karena itu, TJA harus dimatikan saat tidak digunakan agar tidak mengganggu operasi mengemudi dengan kecepatan rendah dalam situasi non-jalan raya. Secara umum, TJA tidak boleh digunakan saat salah satu dari kondisi berikut ini terjadi:

- Cuaca buruk (hujan, salju, kabut) yang menghalangi kemampuan TJA untuk mengidentifikasi objek dan marka jalan

- Jalan dengan tikungan tajam

- Persimpangan jalan raya (pintu masuk dan keluar)

- Permukaan yang licin seperti jalan yang tertutup es atau salju

- Lereng yang panjang dan menurun

- Kendaraan roda dua yang berada tepat di depan

- Ban dengan ukuran yang berbeda sedang digunakan (ban cadangan sementara)

- Ban dengan tapak yang tidak mencukupi sedang digunakan

- Manuver derek dalam bentuk apa pun sedang berlangsung (kemping, trailer perahu, dll.)

- Jalan tanpa garis atau marka lajur putih atau kuning

- Pengemudi harus mewaspadai kondisi sekitar dan selalu menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan.

211

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR