Home Nasional Film Dokumenter Artidjo Alkostar Diluncurkan, Ingatkan Penguasa yang Mainkan Hukum Sesuka Hati

Film Dokumenter Artidjo Alkostar Diluncurkan, Ingatkan Penguasa yang Mainkan Hukum Sesuka Hati

Sleman, Gatra.com - Kisah hidup pendekar hukum Artidjo Alkostar diangkat ke film dokumenter “Alkostar: Insan Kesepian dalam Keramaian”. Mengungkap secara kreatif sosok berintegritas sekaligus pengingat bagi penguasa yang bertindak sesuka hati memainkan hukum.

Film dokumenter Artidjo diluncurkan di kampus Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (14/6), sebagai peringatan hari jadi ke-81 fakultas tersebut.

Artidjo adalah dosen hukum UII yang memiliki kiprah panjang, dari menjadi pengacara, Hakim Agung, hingga Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mendiang dikenal sebagai sosok pemberani dan berintegritas dalam penegakan hukum.

Sutradara dan penulis naskah film “Alkostar”, Puguh Windrawan, bercerita bahwa film tersebut merupakan wujud audio-visual dari buku biografi Artidjo yang ditulis oleh mantan wartawan dan dosen itu.

“Ide film ini bermula dari pembuatan video testimoni tentang kiprah almarhum yang akan digunakan untuk pelatihan KPK. Pada Oktober 2023, kami ke kampung Pak Artidjo di Situbondo dan disambut keluarga,” tuturnya.

Namun dalam kunjungan itu, Puguh dan tim KPK merasakan kehadiran dan melihat sosok Artidjo. “Secara logika, ini memang tidak masuk akal,” katanya.

Setelah itu, Puguh pun berziarah ke makam Artidjo di Kompleks Pemakaman UII di Sleman dan timbul niat untuk membuat film berdurasi 53 menit ini. “Ternyata menulis buku lebih mudah dari membuat film,” seloroh Puguh.

Dokumenter ini berisi riwayat Artidjo sejak masak kecil hingga ia berpulang pada 28 Februari 2021 lalu. Narasinya disusun dari dokumentasi wawancara dengan Artidjo, foto, kliping media, hingga testimoni sejumlah tokoh, seperti Mahfud MD dan Busyro Muqoddas. Lebih menarik lagi, sejumlah bagian adegan direkaulang melalui visualisasi wayang.

Dalam sambutannya, Rektor UII Fathul Wahid membacakan sajak “Terserah Kamu” yang berisi kritik terhadap praktik hukum yang sakkarepe dewe atau semau gue oleh penguasa sembari membandingkannya dengan sosok Artidjo yang setia pada konstitusi.

“Kami harap film ini memberi inspirasi dan pada momennya nanti muncul benih-benih Artidjo di masa yang akan datang,” ujar dia.

 

 

43