New York, Gatra.com - Selama ini, sauna dianggap bisa meremajakan kulit. Aktivitas ini dipercaya berperan dalam proses detoksifikasi kulit dan tubuh. Sauna dikenal punya banyak manfaat kesehatan, misalnya peningkatan sirkulasi, penurunan berat badan, mengurangi risiko penyakit kardiovaskular hingga menghilangkan stres.

Karena panasnya, orang biasanya beranggapan jika pergi ke sauna akan menyebabkan tekanan darah menurun. Bertolak belakang dengan anggapan ini, ada sebagian lain yang beranggapan sauna justru bisa meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.

Karena itu, baru-baru ini para ilmuwan dari Universitas Martin Luther Halle-Wittenberg (MLU) dan Medical Center Berlin (MCB) meneliti perbandingan efek yang diperoleh dari sauna dengan olahraga moderat. Responden ditempatkan di sauna dan ergometer sepeda pada hari yang terpisah. Hasilnya, tingkat tekanan darah dan detak jantung naik selama bersauna dan selama latihan ergometer sepeda.

"Diperkirakan panas melebarkan pembuluh darah dan ini menurunkan tekanan darah," kata Peneliti Utama MLU, Dr. Sascha Ketelhut, seperti dilaporkan Medicaldaily, Kamis (13/6).

Inilah sebabnya mengapa penderita gangguan kardiovaskular dan pederita tekanan darah rendah biasanya tidak disarankan mencoba sauna. Sebab, penurunan tekanan darah lebih lanjut dapat menyebabkan pingsan mendadak.

Namun, Ketelhut mengatakan penting juga untuk mempertimbangkan efek saat bersauna dan efek setelahnya. "Sebelumnya, banyak asumsi tentang efek akut dari penggunaan sauna, tetapi sejauh ini hanya sedikit penelitian yang telah dilakukan", lanjut Ketelhut.

Menanggapi temuan tentang sauna menghasilkan efek yang sama seperti berolahraga, Ketelhut memperingatkan orang yang menderita tekanan darah rendah atau hipotensi, harus tetap berhati-hati.

"Sauna sebenarnya dapat dinikmati oleh siapa saja. Namun, orang-orang dengan tekanan darah rendah harus berhati-hati setelah itu, karena tekanan darah mereka mungkin turun sebelum mereka bersauna," pungkasnya.