Home Milenial Peminat Prodi Bahasa Jerman di Unpad Masih Tinggi

Peminat Prodi Bahasa Jerman di Unpad Masih Tinggi

Bandung, Gatra.com - Ketua Program Studi (prodi) Sastra Jerman Universitas Padjadjaran (Unpad), Dr Dian Ekawati, menilai Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang paling diminati di Indonesia. Indikasinya, terdapat lebih dari 3.000 mahasiswa yang berkuliah di prodi Sastra Jerman untuk tingkat S1 dan S2.

Menurutnya, banyak lulusan dari prodi Sastra Jerman yang kemudian bekerja menjadi pengajar. Namun, banyak pula yang bekerja pada bidang menarik lainnya seperti pariwisata dan media.

"Karena peminat Bahasa Jerman tetap tinggi, setiap tahunnya Program Studi Sastra Jerman Universitas Padjadjaran menerima sekitar 100 orang mahasiswa baru untuk belajar di bahasa, sastra dan budaya Jerman di Prodi Sastra Jerman," ujar Dian, di Bandung Sabtu (22/6).

Tidak hanya itu, ikatan mahasiwa dan dosen Prodi Sastra Jerman pun cukup erat. Itu terbukti dengan adanya acara Universitas Musim Panas (Summer University) Germanistik yang digelar sejak 2012. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dan dosen bahasa Jerman se-Asia Tenggara.

Summer University ke-5 rencananya bakal segera digelar pada 24 Juni hingga 10 Juli 2019 ini. Sedikitnya ada 5 negara yang berpartisipasi pada kegiatan tersebut. Unpad akan menjadi tuan rumah dengan disokong oleh Dinas Pertukaran Akademik Jerman (DAAD) dan Goethe Institut Indonesia. 

Nantinya, para peserta akan belajar sejumlah tema baru untuk bidang mereka, khususnya bahasa Jerman, sastra dan budaya.

"Untuk tahun ini terdapat 12 orang dosen muda dan 30 mahasiswa dari berbagai negara di Asia Tenggara yang menjadi peserta kegiatan, yaitu dari Indonesia, Laos, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam," katanya.

Ia menyampaikan dalam kegiatan ini para peserta dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan bahasa. Selain itu, juga akan memahami lintasbudaya dengan mengikuti beragam kegiatan lokakarya dan pelatihan. 

Adapun lokakarya yang ditawarkan seperti bermain teater, nonton bareng film Jerman dan mendiskusikannya, atau mempelajari hal-hal yang bersifat praktis seperti bagaimana mereka dapat menggunakan suara mereka sebagai cara belajar yang efektif. 

Dengan begitu, para dosen muda se-Asia Tenggara ini berkesempatan untuk belajar dan menambah pengetahuan dan kemampuan dalam bidang metodik didaktik pengajaran bahasa Jerman. Misalnya, bagaimana menyelenggarakan perkuliahan yang menarik, interaktif, dan berfokus pada pembelajar.

"Para fasilitator lokakarya dan pelatihan ini adalah dosen-dosen berpengalaman, yang sebagaian besar dari mereka berasal dari Jerman. Mereka telah bekerja selama beberapa tahun di perguruan tinggi-perguruan tinggi di Asia Tenggara sehingga mereka paham sekali apa yang menjadi minat para mahasiswa dan dosen muda ini," pungkasnya.

 

 

1603