Home Ekonomi Kereta Cepat Beroperasi 2021, Jakarta Bandung 46 Menit

Kereta Cepat Beroperasi 2021, Jakarta Bandung 46 Menit

Cikarang, Gatra.com – Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang telah memasuki tahap pembangunan jalur elevated  (jalur layang), dipastikan bisa beroperasi pada 2021 mendatang.  

Hal ini diungkapkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M. Soemarno saat menyaksikan langsung proses instalasi girder di casting yard #1, Cikarang Barat yang merupakan tempat produksi girder terbesar untuk Proyek KCJB pada Senin (30/9). 

Prosesi instalasi box girder pertama dengan bobot 900 ton tersebut disaksikan juga oleh Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Republik Indonesia Xiao Qian, Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian ATR/BPN Arie Yuriwin beserta Direksi perusahaan BUMN lainnya.

"Ini merupakan pencapaian luar biasa dan suatu lompatan untuk memacu semangat sinergi semua pihak yang terlibat untuk mewujudkan Kereta Cepat pertama pada 2021.Saya terus mendukung dan mendorong semoga berjalan baik dan dapat beroperasi sesuai yang ditargetkan," tegas Menteri Rini seperti dikutip dari rilis yang diterima Gatra.com Senin (30/9).

Setelah kereta cepat beroperasi, perjalanan Jakarta – Bandung sepanjang lebih dari 140 km akan dapat dinikmati dengan waktu tempuh kurang dari 60 menit. Ada pun keempat stasiun yang akan dilalui kereta cepat yaitu Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Walini, dan Stasiun Tegalluar.

"Dari total 142,3 kilometer trase Kereta Cepat, jarak Halim hingga Tegalluar akan dapat ditempuh hanya dalam waktu sekitar 36 menit untuk pejalanan langsung atau sekitar 46 menit untuk perjalanan tidak langsung," ungkap Menteri Rini.

Dengan menawarkan kecepatan dan efisiensi waktu, kereta cepat hadir dengan teknologi modern yang dilengkapi dengan sistem keamanan terbaik sehingga selain kecepatan, juga mampu memberikan kenyamanan dan keamanan untuk para penumpang.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra mengatakan, 60% dari total keseluruhan trase KCJB didominasi oleh struktur elevated, pemasangan box girder ini akan mendorong percepatan pembangunan trase yang direncanakan tersambung keseluruhannya pada 2020 dan beroperasi 2021.

Ia meyakini bahwa selain sebagai milestone, proses instalasi ini dapat menjadi semangat untuk mewujudkan kereta cepat sebagai solusi masyarakat perkotaan dalam bertransportasi antar kota dengan cara dan nuansa yang baru. 

“Kereta Cepat Jakarta Bandung hadir sebagai solusi masyarakat dalam bertransportasi antar kota, menawarkan kecepatan dari segi waktu, sehingga perjalanan lebih aman, efektif, efisien, dan nyaman.” ujar Chandra.

Selain pemasangan box girder, kabar baik berkenaan dengan progress Proyek KCJB juga datang dari Bandung, di mana salah satu bridge continuous beam yang terbentang di atas ramp jalan tol Purbaleunyi telah sukses tersambung.  

“Terdapat milestone lain di mana salah satu bridge continuous beam kita di DK131 yang berlokasi di Buah Batu, Bandung telah sukses tersambung pada Rabu, 25 September lalu," ungkap Chandra dalam sambutannya.

Sebagai informasi, untuk memenuhi kebutuhan box girder di sepanjang trase, proyek kereta cepat Jakarta Bandung memiliki tiga buah Casting Yard yang tersebar di beberapa titik di Cikarang dan Bandung. Dalam proses pembangunannya, PT KCIC dan kontraktor yang terlibat dalam proyek pembangunan kereta cepat pertama di Indonesia; Sinohydro, WIKA dan CREC, terus mengupayakan proses pengerjaan dengan metode yang efektif dan efisien agar proyek dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Dengan waktu tempuh yang cepat dan aman serta ditopang oleh teknologi modern, KCJB hadir untuk menjawab kebutuhan aksesibilitas dan mobilisasi masyarakat yang semakin tinggi.

Selain itu, moda transportasi ini juga sangat siap berdampingan dengan moda tranportasi massal lainnya di setiap titik pemberhentian, yang terdiri dari 4 stasiun, yaitu: Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar.

Pada kawasan Halim, stasiun kereta cepat akan terintegrasi dengan Light Rail Transit Jakarta, Bus Rapid Transit (BRT) dan memiliki akses strategis dikarenakan lokasinya yang cukup dekat dengan Bandara Internasional Halim Perdanakusuma.

Dari semua keunggulan tersebut, kelak KCJB dapat membantu memecahkan stagnasi sehingga konsentrasi mobilisasi transportasi publik di ibukota dapat lebih efektif dan efisien, khususnya pada Kawasan timur Jakarta menuju Bandung maupun sebaliknya.

Hal tersebut disambut baik oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil. Gubernur Jawa Barat akan terus mengupayakan proses integrasi dengan LRT Bandung Raya yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan.

Tak hanya itu, KCJB juga akan terintegrasi dengan Kereta Rel Diesel (KRD) yang akan menghubungkan stasiun kereta cepat dengan stasiun kereta api eksisting di kawasan Cimekar, Bandung. Termasuk dengan Bus Rapid Transit (BRT) yang akan dibangun di Karawang dan Walini

Guna mempersiapkan masa operasi pada 2021 mendatang, sistem operasional dan perawatan kereta cepat telah dipersiapkan secara matang, termasuk manajemen sumber daya manusia, hingga pengembangan TOD dan bisnis non kereta. 

Dari sisi tenaga kerja,  PT KCIC selaku pemilik proyek saat ini sudah mulai melakukan perekrutan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja sama dengan instansi pendidikan yang berkaitan dengan bidang perkeretaapian. SDM yang terpilih akan mengikuti sejumlah program yang telah dipersiapkan oleh perusahaan. Pada saat operasional kereta cepat nanti, tidak kurang dari 1.500 personel professional akan terlibat aktif di dalamnya. 

Dalam upaya persiapan SDM mulai dari penyerapan tenaga kerja professional hingga penyusunan peraturan dan standar saat ini terus dipersiapkan. PT KCIC juga turut menjalin kerjasama dengan instansi lain untuk turut terlibat menjadi bagian dari sejarah dalam mewujudkan pembangunan moda transportasi modern antarkota.

Hal itu diimpelmentasikan nyata oleh PT KCIC dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman kerjasama (MoU) dengan MRT Jakarta pada Selasa (10/9) lalu. 

Sebagai pionir dalam dunia perkeretaapian modern, PT KCIC dan MRT Jakarta bersepakat untuk melakukan transfer knowledge terkait dengan sistem operasional dan pemeliharaan sarana yang mencakup pengembangan kompetensi sumber daya manusia, inovasi hingga strategi pengembangan TOD dan bisnis non kereta lainnya. 

Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra berpandangan, kerja sama tersebut akan melahirkan sinergi yang baik serta menjadi simbol komitmen perusahaan transportasi massal perkeretaapian tanah air dalam upaya mewujudkan sistem transportasi massal yang terintegrasi untuk mendukung kemudahan mobilisasi masyarakat perkotaan khususnya Jakarta - Bandung di masa depan.

477