Home Ekonomi Dampak Tidak Langsung Pengalihan Bandara di Bandung

Dampak Tidak Langsung Pengalihan Bandara di Bandung

Bandung, Gatra.com – Dampak pengalihan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke BIJB Kertajati terjadi apabila akses dari BIJB Kertajati ke Kota Bandung belum maksimal.

Menurut General Manager The Trans Luxury Hotel, Farid Patria, pengalihan penerbangan itu akan terasa di tahun 2020, khususnya untuk wisatawan domestik dari luar Pulau Jawa.

Ia mengatakan, sampai saat ini potensi Kota Bandung tidak hanya sekadar wisata leisure, tetapi kerap menjadi kota pilihan untuk berbagai kegiatan nasional. Pesertanya dari berbagai daerah di luar Pulau Jawa.

“Untuk event seperti itu, biasanya penyelenggara memesan tempat jauh hari sebelum event diselenggarakan, minimal enam sampai delapan bulan,” ujatnya kepada Gatra.com, di Bandung, Kamis (7/11).

Akibat adanya pengalihan bandara, ditambah belum maksimalnya akses menuju Kota Bandung, Farid melihat, para penyelenggara kegiatan akhirnya meninggalkan Kota Bandung. Mereka memilih kota dengan akses yang lebih mudah seperti Jogjakarta dan Surabaya. Pertimbangannya, para peserta tidak akan banyak membuang waktu di jalan dan budget pun lebih ekonomis.

Event bisnis ini kan memiliki waktu yang sempit. Jika event tetap diselenggarakan di Bandung, mereka harus menyediakan waktu yang lebih panjang dan budget lebih besar,” ucapnya.

Berdasarkan data dari International Congress and Convention Association (ICCA) per 2018, Bandung menduduki posisi keempat untuk destinasi Meeting Incentive Convention Exhibition (MICE). Sedangkan Bali masih menduduki posisi pertama, diikuti Jogjakarta dan Jakarta. Sementara itu, Surabaya menduduki posisi kelima yang dipilih oleh penyelenggara kegiatan.

Melihat kondisi tersebut, Farid menilai, dampak penurunan wisatawan di Kota Bandung tidak akan langsung terasa. Apalagi, sampai saat ini, 80% wisatawan di Bandung berasal dari Jakarta karena mereka memiliki akses yang lebih mudah. Selain itu, bisa menggunakan transportasi kereta, travel, sampai kendaraan pribadi.

“Jika ini tidak segera ditangani, tidak menutup kemungkinan Bandung akan disusul kota lainnya. Ini akan memengaruhi perekonomian Kota Bandung,” ujar Farid.

Menurutnya, solusi paling cepat untuk menghindari hal tersebut yakni dengan membuka kembali Bandara Husein Sastranegara. Hal ini dapat dilakukan sembari menunggu pengerjaan Tol Cisumdawu, sebagai akses menuju BIJB Kertajati, selesai.

“Setelah itu, evaluasi juga perlu kembali dilakukan. Saya pikir dengan mengalihkan seluruh penerbangan ke Kertajati juga bukan solusi. Kita bisa melihat Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma, di Jakarta,” pungkasnya.

 

336