Jakarta, Gatra.com - Subdit Pengamanan Limbah dan Radiasi Direktorat Kesehatan Lingkungannya Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Iwan Nefawan mengungkapkan, sebagian besar ikan-ikan di Teluk Jakarta terindikasi mengandung merkuri.
Meski tidak semua ikan terkontaminasi merkuri, namun perlu ada pengawasan dan pemantaun lebih lanjut soal kandungan merkuri di sana. Ia mengatakan, cemaran merkuri di Teluk Jakarta sebenarnya tidak cukup besar. Tapi karena harus mencegah timbulnya masalah, maka merkuri di Teluk Jakarta dianggap sebagai salah satu isu.
"Tidak semua ikannya mengandung merkuri. Kalau hasil kajian dari kami yang paling banyak mengandung merkuri adalah kerang. Untuk mengidentifikasi ikan tercemar atau tidak itu sulit ya jika dilihat secara fisik, harus dibedah dulu," katanya dalam konferensi pers di kantor pusat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Jumat (29/11). Kerang mengandung limbah karena jika laut tercemar dia tidak bisa lari, sehingga menyerap limbah itu hingga ke daging-dagingnya.
Potensi pencemaran Teluk Jakarta ini diduga berasal dari beberapa sungai yang salah satunya dekat dengan penambangan emas. "Misalnya di Pongkor, Bogor yang pernah terjadi. Itu kan airnya mungkin sudah tercemar sehingga masuk melalui sungai dan kemudian sampai ke muara," sambungnya.
Seperti yang diketahui, bahaya merkuri tidak hanya dapat mencemari air minum dan makanan. Tetapi juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Apalagi, merkuri mampu bertahan lama lingkungan, serta tersebar luas melalui udara mencemari wilayah lainnya yang lebih jauh.
Merkuri pernah mencemari ikan di Teluk Minamata, Jepang, yang menyebabkan Penyakit Minamata. Penyakit Minamata, kadang-kadang disebut sebagai penyakit Chisso-Minamata, adalah sindrom neurologis yang disebabkan oleh keracunan merkuri parah. Gejala termasuk ataksia, mati rasa di tangan dan kaki, kelemahan otot umum, penyempitan bidang penglihatan dan kerusakan pendengaran dan bicara.
Jika kerang teluk Jakarta benar tercemar merkuri, maka penyakit Minamata bisa menjangkiti para penggemar kerang. Tidak hanya kerang, tentunya hewan laut yang tidak bisa berlari dari cemaran seperti kepiting, udang, dan lain-lain.
