Home Ekonomi PermataBank Bukukan Kenaikan Pendapatan 20,4% Saat Pandemi

PermataBank Bukukan Kenaikan Pendapatan 20,4% Saat Pandemi

Jakarta, Gatra.com – PT Bank Permata Tbk (“PermataBank” atau “Bank”) mampu mempertahankan kinerja keuangan yang solid pada akhir triwulan III 2020. Terlepas dari kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak dari pandemi Covid-19 dan ketidakpastiaan ekonomi global.

“Optimisme  terhadap kinerja PermataBank di Kuartal III 2020 yang terjaga solid di tengah hantaman krisis keuangan global akibat pandemi merupakan usaha Bank dalam mempertahankan pembukuan laba usaha, kualitas aset yang tetap terkendali, menjaga likuiditas secara optimal, dan posisi permodalan yang sangat kuat,” ujar Direktur Utama PermataBank, Ridha D.M. Wirakusumah.

Baca Juga: Kasus Perbankan Harus Kedepankan Administrative Penal

Dalam keterangan yang diterima Gatra.com hari ini, Rabu (28/10), disebutkan bahwa PermataBank mencatatkan pertumbuhan pendapatan operasional sebelum pencadangan sebesar Rp2,6 triliun. Angka ini tumbuh 20,4% year-on-year (yoy) yang didukung dengan posisi permodalan yang sangat kuat dan likuiditas yang terjaga optimal.

Dengan dukungan Bangkok Bank Public Company Limited (“Bangkok Bank”) sebagai pemegang saham pengendali yang baru, PermataBank optimis akan membukukan pertumbuhan bisnis secara berkesinambungan dengan permodalan yang kuat untuk menopang pertumbuhan dan pemulihan kondisi perekonomian di Indonesia paska pandemi. Seperti diketahui, persetujuan integrasi antara Bangkok Bank Indonesia dan PermataBank dilakukan pada 7 Oktober 2020 lalu.

Baca Juga: Empat Hal Penting cari pinjaman saat Pandemi

Pertumbuhan pendapatan operasional itu terutama dikontribusikan baik oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 8,6% dan pendapatan non-bunga sebesar 9,0% yoy.  Pencapaian ini diikuti dengan perbaikan rasio marjin bunga (Net Income Margin/NIM) menjadi 4,4%, meningkat dari 4,2% di periode yang sama tahun lalu. 

Disiplin dalam manajemen biaya operasional yang didukung dengan penerapan teknologi digitalisasi dalam transaksi perbankan telah membantu Bank untuk terus meningkatkan rasio efisiensi yang berkelanjutan. Cost to Income Ratio (CIR) tercatat sebesar 59,8%, membaik secara signifikan dibandingkan posisi tahun lalu sebesar 63,6%.

Perbaikan CIR ini juga sejalan dengan peningkatan jumlah transaksi digital PermataBank selama 2020 dan telah menjadi pilihan dalam beradaptasi dengan masa new normal. Terbukti dengan peningkatan volume transaksi mobile banking sebesar 69% dan API (application programming interface) sebesar 400% di 2020 yang lebih tinggi dibandingkan volume transaksi sepanjang 2019. Terutama melalui PermataMobile X dan PermataNet sebagai jalur transaksi utama bagi nasabah.

Baca Juga: BPS: Singapura Resesi, Ekspor RI Justru Naik

Sejalan dengan prinsip kehati-hatian dalam menghadapi dampak Covid-19, sampai dengan Triwulan III 2020 ini PermataBank telah mengalokasikan biaya pencadangan penurunan kualitas aset yang cukup signifikan sebesar Rp1,86 triliun. Mereka memperhitungkan potensi peningkatan kerugian kredit sebagai akibat dari perlambatan pertumbuhan perekonomian yang berdampak pada profil risiko portofolio kredit.  

“Sebagai akibat dari penurunan tarif Pajak Penghasilan Badan (PPh) dari 25% menjadi 22% yang berlaku efektif pada Maret 2020, kami mengakui tambahan beban pajak tangguhan yang berdampak pada penurunan laba setelah pajak,” jelas Ridha.

Dalam menghadapi tantangan yang timbul sebagai dampak pandemi, PermataBank melakukan upaya strategis dengan tetap menjalankan fungsi sebagai Universal Bank yang memberikan layanan bagi para nasabah Ritel, Korporasi, dan Syariah.  Bank tetap memfokuskan penyaluran kredit bagi nasabah yang sehat.  Penurunan kredit yang diberikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan kredit yang dikontribusikan oleh perlambatan pertumbuhan perekonomian di Indonesia dan penerapan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas portofolio kredit. 

Baca Juga: Dana PEN di BJB Habis, Ridwan Kamil Minta Tambah Lagi

Selama Triwulan III 2020, Bank melaksanakan program restrukturisasi dan relaksasi kredit bagi nasabah yang terdampak Covid-19.  Sampai dengan akhir September 2020, sekitar 11,6% dari portofolio kredit yang diberikan mengajukan permohonan restrukturisasi dan relaksasi dimana sebagian besar telah diselesaikan.

Kredit macet (Non-Performing Loan/NPL) Bank masih dapat dikelola dengan baik di level yang aman di tengah penurunan kualitas aset di industri perbankan Indonesia. Rasio NPL gross tercatat sedikit meningkat ke level 3,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,3%. Sementara, NPL net terjaga pada level 1,5% dibandingkan posisi September 2019 sebesar 1,2%.  Bank melakukan upaya berkelanjutan untuk perbaikan NPL melalui restrukturisasi kredit bermasalah, penghapusan kredit, penjualan kredit NPL, dan pertumbuhan kredit good book.

Posisi likuiditas Bank terjaga dibuktikan dengan rasio likuiditas Loan-to-Deposit Ratio (LDR) optimum sebesar 74,5% di September 2020 dan rasio CASA tercatat sebesar 50,8%. Angka ini meningkat 103 basis poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Kondisi Perbankan Masih Kuat di Tengah Gempuran Wabah

Total dana simpanan masyarakat tumbuh sebesar 11,1% yoy. Kontribusi terbesar dari pertumbuhan produk Giro sebesar 18,3%, diikuti oleh Tabungan dan Deposito masing-masing 8,2% dan 8,9% yoy.  “Hal ini menunjukkan bahwa di tengah kondisi ekonomi yang sulit PermataBank masih dipercaya oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan transaksi perbankan dan mengelola operasional bisnis serta kebutuhan likuiditasnya dengan baik,” imbuh Ridha.

Dari sisi permodalan, rasio Common Equity Tier 1 (CET-1) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) juga terjaga dengan kuat pada posisi September 2020 masing-masing sebesar 20,5% dan 21,6%, meningkat dibanding 18,6% dan 19,8% pada periode yang sama tahun lalu, jauh lebih tinggi dari ketentuan minimum modal yang berlaku.

115