Home Internasional Blinken: AS Berkomitmen Menjunjung Tinggi Kebebasan Navigasi di LCS

Blinken: AS Berkomitmen Menjunjung Tinggi Kebebasan Navigasi di LCS

Jakarta, Gatra.com – Konflik di Laut Cina Selatan (LCS) yang memacu eskalasi terhadap negara-negara di kawasan Asia Tenggara menimbulkan keprihatinan tersendiri. Tindakan klaim wilayah dan agresivitas Cina yang tak terkendali kerap menimbulkan perselisihan di kawasan yang turut menjadi perhatian negara adidaya, Amerika Serikat (AS).

Menteri Luar Negeri AS, Antony J. Blinken dalam pernyataan pers di Jakarta pada Jumat (14/7) menggarisbawahi komitmen AS dalam menjunjung tinggi kebebasan navigasi, baik pelayaran dan penerbangan di LCS, yang merupakan jalur perdagangan global, serta menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Menlu Blinken juga memuji kemajuan pembahasan kode tata perilaku (Code of Conduct/CoC) untuk pihak-pihak yang bersengketa di LCS. Sebelumnya, negara-negara di ASEAN lewat keketuaan Indonesia telah menyepakati sejumlah negosiasi dalam pertemuan “The 38th Meeting of the ASEAN-China Joint Working Group on the Implementation of the Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (JWG-DOC)” di Jakarta pada 8-10 Maret lalu.

Kapal Penjaga Pantai Cina di LCS (Reuters/Martin Petty)

“Kami prihatin dengan meningkatnya kepongahan Cina di Laut Cina Selatan dan Timur, serta di Selat Taiwan. Kami tetap berkomitmen untuk menjunjung tinggi kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut Cina Selatan, jalur penting perdagangan dan konektivitas global. Kami mendukung perundingan kode etik ASEAN yang konsisten dengan hukum internasional,” ujar Blinken.

Meski demikian, Blinken menegaskan bahwa AS akan terus memelihara hubungan dengan Cina, termasuk dengan memperkuat komunikasi untuk memperjelas posisi Amerika dalam isu LCS, Selat Taiwan, dan isu-isu lainnya. Terkait Selat Taiwan, semua negara menurutnya berkepentingan karena kawasan tersebut merupakan jalur perdagangan lintas negara.

“Lima puluh persen perdagangan global melewati selat itu (Selat Taiwan) setiap hari. Sekitar 70 persen semikonduktor yang dibuat untuk dunia, dibuat di Taiwan. Kami akan terus menentang perubahan sepihak terhadap status quo yang dilakukan pihak lain,” kata Blinken.

Ia menjelaskan, hubungan AS dengan ASEAN merupakan inti dan keterlibatan keduanya dalam pertemuan ASEAN Outlook on Indo-Pacific. “Baik strategi AS dalam Indo-Pasifik maupun pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik menggarisbawahi sentralitas ASEAN, dan kami memiliki visi yang sama tentang Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, sejahtera, aman, terhubung, dan tangguh,” kata Blinken.

AS menurutnya akan tetap menjamin independensi dan netralitas negara-negara ASEAN dalam mengatur kebijakan di kawasannya. “Itu berarti, kawasan di mana negara-negara bebas memilih jalan mereka sendiri dan mitra mereka sendiri. Di mana masalah ditangani secara terbuka bukan melalui paksaan. Di mana aturan dicapai secara transparan dan diterapkan secara adil. Di mana barang, ide, orang mengalir secara sah dan bebas melintasi daratan, lautan, langit, dan dunia maya,” ujarnya.

Tentara Myanmar Melakukan Penjagaan (ANTARA Foto/Reuters/Stringer)

Di Myanmar, pemerintah AS berdiri bersama ASEAN menekan rezim Junta militer untuk menghentikan kekerasan, segera mengimplementasikan Konsensus Lima Poin ASEAN, serta mendukung kembalinya pemerintahan yang demokratis. Kepada negara ASEAN, AS juga menyerukan pentingnya perdamaian yang adil dan abadi untuk penyelesaian perang Rusia-Ukraina yang jelas melanggar Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN serta Piagam PBB.

Dalam lawatannya ke Jakarta, Menlu Blinken membahas sejumlah isu strategis bersama Menteri Luar Negeri ASEAN—termasuk juga Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi. Isu tersebut di antaranya kerja sama ekonomi, upaya global melawan perubahan iklim, krisis politik dan kemanusiaan di Myanmar, konflik di LCS, serta perang Rusia-Ukraina.

“Ketika Presiden Biden menjadi tuan rumah KTT Khusus pada Mei tahun lalu, saya mengutip pernyataannya (Biden) bahwa kami akan meluncurkan era baru dalam hubungan AS-ASEAN,” pungkasnya.

97