Muaro Jambi, Gatra.com – Dari kejauhan, di hamparan lahan seluas 4 hektare, terlihat susunan tembok bata tinggi bergaya arsitek peradaban kuno. Pengunjung yang memasuki kawasan melewati gerbang beranak tangga berhiaskan batu berukir. Di halaman besar itu, dijumpai satu struktur bangunan menyerupai kuil.
Susunan tembok dan struktur bangunan serupa kuil itu menjadi rupa dari Candi Kedaton yang berlokasi di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Candi Kedaton, menurut keterangan ahli sejarah, diyakini sebagai pusat pendidikan dan pelatihan ribuan rohaniwan Buddha di masa lalu. Para biksu yang hadir ke candi ini berasal dari berbagai penjuru Asia.
Candi Kedaton menjadi salah satu candi yang ada di Muaro Jambi yang letaknya bersisian dengan Sungai Batang Hari, Kabupaten Muaro Jambi. Candi tersebut diperkirakan dibangun antara abad ke-7 dan ke-13 Masehi. Para ilmuwan dan sejarahwan meyakini Muaro Jambi dulunya menjadi denyut peradaban besar dan merupakan ibu kota dari Kerajaan Sriwijaya yang menguasai sebagian besar Sumatra enam abad lamanya.
Seiring waktu, rehabilitasi dan konservasi kawasan Candi Kedaton menimbulkan tantangan tersendiri. Terlebih, candi berdiri di atas lahan gambut dataran rendah Sumatra yang rentan menenggelamkan struktur candi ke dasar yang lebih rendah. Persoalan lainnya, yakni iklim tropis Muara Jambi yang berpengaruh kepada ketahanan struktur dan bata candi.
Hal itu yang melatarbelakangi sejumlah anak muda yang tergabung dalam Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) melalui gerakan Siap Darling (Siap Sadar Lingkungan) mendukung pelestarian lingkungan di situs warisan sejarah di wilayah Sumatra untuk pertama kalinya, melalui penanaman pohon di Kawasan Percandian Muaro Jambi.
Kegiatan penanaman pohon melalui kegiatan Candi Darling (Candi Sadar Lingkungan) dilaksanakan BLDF sejak 2019. Kali ini, BLDF menggandeng 200 mahasiswa/i antara lain dari Universitas Jambi, Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Visi Jambi, Universitas Dinamika Bangsa, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jambi, dan Universitas Batanghari.
Ratusan mahasiswa itu mengambil peran dan partisipasi menanam 11.920 pohon di empat (4) Candi di kawasan percandian Muaro Jambi, yaitu Candi Kedaton, Candi Gumpung, Candi Tinggi I, dan Candi Tinggi II. Penanaman ini menjadi rekor penanaman terbesar dari kegiatan Candi Darling yang dilakukan BDLF sejak 2019.
Pada 2019, skuat Siap Darling menanam 5.296 pohon dan semak di Candi Prambanan, Yogyakarta. Di tahun yang sama, juga dilakukan penanaman 4.873 pohon dan semak di Situs Ratu Boko dan Candi Ijo Yogyakarta. Pada 2010, kegiatan Candi Darling berlanjut dengan penanaman 868 pohon dan semak di Kompleks Percandian Gedung Songo Yogyakarta.
Pada 2021, Siap Darling melakukan penanaman di Candi Barong, Sambisari dan Banyunibo dengan 10.027 pohon dan semak. Pada 2022, aksi Siap Darling berlanjut dengan penanaman 6.500 pohon dan semak di kawasan percandian Dieng Wonosobo.
Kegiatan penanaman pohon di Kawasan Candi Muaro Jambi disambut baik dan didukung oleh pemerintah setempat. Gubernur Jambi Al Haris memuji kehadiran Generasi Sadar Lingkungan atau skuat Siap Darling yang merawat alam di kawasan warisan sejarah Muaro Jambi. Ia turut menyampaikan apresiasi kepada Djarum Foundation melalui Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) dan seluruh pihak atas keterlibatannya dalam pelestarian lingkungan melalui aksi penghijauan dan penanaman pohon.
“Kepedulian korporasi terhadap lingkungan seperti yang dilakukan Djarum Foundation selain untuk melindungi kawasan warisan sejarah, penanaman pohon dan penghijauan juga menjadi salah satu langkah penting untuk mengurangi perubahan iklim,” kata Al Haris dalam sambutannya pada Kegiatan Candi Darling di Kawasan Candi Kedaton, Muaro Jambi, pada Rabu, 23 Agustus 2023.
Dirinya berharap kolaborasi Djarum Foundation yang menggandeng generasi muda melalui Siap Darling diharapkan menjadi salah satu instrumen regenerasi menggaungkan pelestarian lingkungan secara berkelanjutan. Terlebih, generasi muda memiliki kreativitas dan inovasi yang sangat dibutuhkan dalam upaya pelestarian lingkungan.
“Semoga gerakan ini akan semakin mendorong kesadaran dan kepedulian generasi muda kita untuk turut terlibat aktif dalam pelestarian dan perawatan lingkungan dan alam,” ujar Al Haris.
Langkah pelestarian dan menjaga lingkungan menurutnya harus menjadi upaya dan kolaborasi yang melibatkan seluruh komponen masyarakat. “Saya berpesan kepada pemerintah daerah, pihak terkait serta seluruh masyarakat yang berada di Kawasan Cagar Budaya Candi Muaro Jambi untuk turut merawat dan menjaga pohon yang telah ditanam dalam kegiatan ini, maupun tanaman dan pohon yang sudah ada di sekitar kawasan Candi Muaro Jambi,” tuturnya.
Terakhir, Gubernur berharap sinergitas dan kolaborasi pemerintah, swasta, korporasi, dan seluruh komponen masyarakat untuk menjaga lingkungan, melestarikan, serta mengelolanya dengan bijaksana dan bertanggung jawab. “Mari kita bersama, bekerja secara kolektif untuk membenahi kerusakan yang terjadi, menjaga bersama hutan yang masih ada agar tetap lestari, serta terus melalukan berbagai langkah nyata demi keberlangsungan lingkungan dan alam yang hijau dan lestari,” Al Haris menandaskan.
Program Director Bakti Lingkungan Djarum Foundation, F.X. Supanji mengatakan, pihaknya bertekad melanjutkan komitmen pelestarian lingkungan situs warisan sejarah, yang pertama kalinya dilakukan di wilayah Sumatra tepatnya di Kawasan Candi Muaro Jambi. F.X. Supanji menyebut, sejauh ini kegiatan Candi Darling yang dilakukan BDLF bersama Siap Darling baru terpusat di Pulau Jawa.
“Salah satunya karena nilai unik yang dimiliki kompleks percandian ini. BLDF mengajak generasi muda khususnya mahasiswa untuk melakukan langkah nyata agar lebih peduli terhadap lingkungan. Diharapkan hal ini dapat menumbuhkan rasa memiliki dan bangga serta partisipasi aktif dalam menghijaukan situs-situs sejarah bangsa Indonesia, untuk kemudian menularkan kebiasaan baik ini di masyarakat luas.” ujar F.X Supanji.
Ia melanjutkan, dengan terlaksananya penanaman pohon dan semak di situs sejarah Indonesia, maka hal tersebut dapat mendorong destinasi wisata. Harapan jangka panjang agar langkah tersebut berkontribusi menciptakan ekosistem lingkungan yang berkelanjutan. Hingga Juli 2023, BLDF telah mendukung upaya pelestarian di sembilan (9) kawasan dan 23 candi di Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dengan melibatkan 952 generasi muda yang tergabung dalam gerakan Siap Darling.
Adapun peserta yang bergabung dari 114 kampus meliputi 129 kabupaten/kota di Indonesia. Secara khusus pada kegiatan penanaman di Kawasan Candi Muarajambi ini, BLDF menyiapkan bibit tanaman yang sudah dipilah seperti: kemuning Jawa, kenanga, kemuning Jepang termasuk tanaman aromatik.
Di kesempatan yang sama, Kepala Balai Pelestarian Wilayah V Provinsi Jambi dan Bangka Belitung, Agus Widiatmoko yang hadir sebagai pembicara menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan di situs warisan sejarah tersebut. Terlebih, candi-candi kuno di Kawasan Muaro Jambi sudah masuk dalam daftar nominasi atau kandidat situs warisan dunia dari UNESCO.
“Di masa lalu, Kawasan Candi Muaro Jambi mengukir tonggak sejarah penting bagi bangsa Indonesia sebagai pusat pembelajaran ternama di Asia Tenggara. Selain itu, jejak sejarah pada candi menggambarkan kedekatan masyarakat Jambi dengan lingkungan dan harmonisasi ekosistem alam melalui kawasan candi ini,” kata Agus.
Kawasan Candi Muaro Jambi yang semakin ramai pengunjung tentu memerlukan perhatian lebih terkait aspek kebersihan dan kelestarian lingkungan. Momentum penanaman sekaligus menjadi sarana untuk kembali meningkatkan kesadaran bersama dalam merawat ekosistem di area bersejarah ini. “Aksi kolaboratif antara pemerintah dengan pihak swasta serta komunitas, khususnya mahasiswa generasi muda harus terus didukung dan dipantau agar tumbuh secara berkelanjutan,” ujar Agus.
Diketahui, sesi diskusi Candi Darling kali ini juga menghadirkan Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, Asnelly Ridha Daulay dan perwakilan anak muda, Andovi Da Lopez serta Abex yang memberikan tips kepada generasi muda dalam merawat lingkungan di sekitar wilayah tempat tinggalnya.