Home Sumbagsel Air Kanal Mengering, Petugas Sulit Kendalikan Karhutla di Sumsel

Air Kanal Mengering, Petugas Sulit Kendalikan Karhutla di Sumsel

Palembang, Gatra.com - Kondisi kanal yang mengalami kekeringan di kawasan wilayah gambut membuat proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatra Selatan kian terhambat. Terlebih tim pemadaman darat maupun udara dengan helikopter water bombing harus menempuh jarak beberapa kilometer dari lokasi pemadaman. Sehingga, membuat api yang membakar lahan kering menjadi cepat membesar.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, M Iqbal Ali Syahbana mengatakan, kebakaran lahan gambut yang berada di kawasan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) memakan waktu yang cukup lama karena persediaan air yang telah banyak berkurang saat musim kemarau.

"Saat ini Kabupaten OKI tercatat sudah 71 hari tidak mengalami hujan sehingga persediaan air yang ada di kanal kini sudah mulai mengering," ujarnya, Minggu (1/10).

Tak hanya itu jarak untuk mengambil air dengan lahan yang terbakar ini cukup jauh sehingga memakan waktu. Sementara lokasi yang terbakar adalah gambut ditambah lagi angin kencang sehingga api semakin cepat menyambar dan sulit dipadamkan.

"Saat ini terdapat lima unit helikopter water bombing yang digunakan untuk melakukan pemadaman. Tim pemadaman dari udara ini akan dikerahkan bila lokasi kebakaran hutan sulit dijangkau oleh tim darat," jelasnya.

Sayangnya kondisi kekeringan seluruh kanal membuat helikopter water bombing untuk mengambil air menjadi jauh.

“Kalau jarak air dan lokasi kebakarannya dekat bisa sampai puluhan kali di bom air. Namun, karena jauh mungkin sekarang hanya belasan, sehingga untuk padam itu akan sulit,” bebernya.

Ia menambahkan, saat ini BPBD Sumsel bersama Danrem sedang mengkaji untuk meningkatkan status siaga menjadi darurat. Kondisi tersebut akan melihat perkembangan jumlah titik api.

“Kalau semakin hari semakin ISPU dan hotspot meningkat kami akan segera lapor ke pimpinan untuk peningkatan status,” tutupnya.

73