Balikpapan, Gatra.com- PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) konsisten melakukan upaya pengelolaan sampah dan memanfaatkannya menjadi energi baru terbarukan, melalui pelaksanaan Program Pengembangan Masyarakat Waste to Energy for Community (Wasteco).
Program Wasteco merupakan bagian dari inisiatif Desa Energi Berdikari Pertamina untuk mendukung ketersediaan akses energi yang lebih terjangkau, dapat diandalkan dan berkelanjutan sebagai sumber energi baru bagi masyarakat, dengan mengolah sampah menjadi gas methane dan digunakan untuk kebutuhan gas masyarakat sekitar dan pengembangan usaha UMKM di Kelurahan Manggar, Balikpapan.
Baca juga: Optimalkan Produksi WK Rokan, PHR Lakukan Transformasi Digital
Selain memberikan manfaat ekonomi, program juga telah berhasil mengolah sampah dan mereduksi emisi. Head of Communication Relations & CID Zona 8, Frans Alexander A. Hukom mengungkapkan, PHM bersinergi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan di TPAS Manggar, Balikpapan dalam program ini. PHM turut mengintegrasikan core competency Perusahaan berupa keahlian dalam teknik penangkapan dan penyaluran gas ke dalam program pemberdayaan masyarakat.
“Wasteco mengintegrasikan core competency PHM dengan penerapan enam teknologi migas yang diadopsi dalam proses penangkapan dan pendistribusian gas methane berhasil melakukan pemanfaatan gas methana hingga 820.000 m3/tahun dan membantu masyarakat maupun melakukan penghematan biaya pengeluaran memasak sebesar Rp 456 juta/tahun,” ujar Frans.
Program Wasteco dikembangkan PHM bersinergi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan di TPAS Manggar, Balikpapan. Perhitungan dampak sosial dan ekonomi atas pelaksanaan Program Wasteco juga telah dilakukan PHM dengan menggunakan analisis Social Return on Investment (SROI), untuk menggambarkan nilai setiap dampak sosial ekonomi dan kontribusi para pihak terhadap pelaksanaan program.
Baca juga: Inisiasi Green Port Diakui Secara Global, PTK Raih Penghargaan Tingkat Asia Pasifik
Program Wasteco saat ini juga kian berkembang menjadi pusat pembelajaran bagi pengembangan EBT dan lokasi benchmark hingga dari lembaga internasional. Tercatat hingga saat ini sudah ada 28 artikel jurnal tentang gas methane TPAS Manggar.
Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia, Dony Indrawan menjelaskan Program Wasteco menjadi upaya Perusahaan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap energi yang ramah lingkungan, terjangkau, berkelanjutan. Serta memberikan kontribusi sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui pengolahan sampah menjadi gas metana.
Lebih lanjut dari sisi lingkungan, Wasteco telah melakukan reduksi emisi sebesar 296.356 ton CO2eq/tahun. “Pengelolaan gas methane Program Wasteco yang saat ini telah dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 1.500 warga adalah wujud kontribusi kami dalam mengimplementasikan aspek Environment, Social dan Governance (ESG) serta berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs utamanya pada Tujuan 7, 8 dan 13” ucap Dony.
Baca juga: Pertamina Ajak Generasi Muda Ikut Gerakan Konservasi Energi Lewat Program Sekolah Energi Berdikari
Program ini telah mendapatkan beragam pengakuan dan penghargaan di skala internasional, di antaranya penghargaan Platinum pada ajang The 15th Annual Global CSR Award & Summit 2023 di skala Asia Pasifik yang tahun ini diselenggarakan di Da Nang, Vietnam dan penghargaan Great Practice Award di ajang Global Corporate Sustainable Award 2022 di Taiwan.
Selain itu, Program Wasteco juga diundang untuk pemaparan di beragam forum termasuk forum internasional, yakni ajang the 7th Waste Management & Waste to Energy Asia Summit 2023 yang tahun ini digelar di Jakarta.
Lebih lanjut, Program Wasteco juga telah direplikasi di beberapa area, salah satunya di Desa Taro, Gianyar Bali dengan bentuk replikasi berupa instalasi metode WASTECO untuk pemanfaatan usaha Pokdarwis. Di bulan Juni 2023, Wasteco juga telah menerima Hak Paten dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atas Peralatan Optimalisasi Gas Methan Sampah Dengan Menggunakan Wasteco.
Suyono, pengelola TPA Manggar mengatakan pengelolaan Program Wasteco ini dilakukan secara swadaya melibatkan komunitas masyarakat, yaitu kelompok pengelola yang betugas mengawasai distribusi gas ke masyarakat serta kelompok Bank Sampah. “Program Bank Sampah ini kita sebut bayar sampah dengan sampah, jadi hasil dari sampah yang dijual oleh masyarakat, uangnya digunakan oleh mereka untuk membayar iuran gas masyarakat. Saat ini ada 80 nasabah yang terdaftar dan secara aktif terlibat di Bank Sampah,” ujar dia.
Manfaat tersebut juga dirasakan oleh Norma Septiati, Ketua UMKM Manggar. Menurutnya, dari sisi biaya, keberadaan jaringan gas metana untuk masyarakat ini mampu memangkas biaya hingga sekitar 90 persen. “Jadi yang biasanya kami meggunakan 4 tabung gas LPG per bulan, sekarang cukup membayar Rp 10.000 saja per bulan untuk biaya gas,” kata dia.
Berdasarkan perhitungan, pengurangan penggunan gas LPG 3 kilogram atau subsidi dengan adanya pemanfaatan gas metana ini mencapai 18.240 tabung per tahun.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengatakan, Program Wasteco merupakan bukti kontribusi positif yang bisa diberikan industri hulu migas yang berdampak langsung bagi masyarakat. Menurutnya, keberadaan industri migas tidak hanya memberikan manfaat kepada negara, tetapi juga masyarakat dan ekonomi di sekitar wilayah operasi KKKS. “Pemanfaatan energi melalui pengelolaan sampah sudah direalisasikan dengan baik oleh teman-teman PHM dengan sinergi bersama masyarakat lokal,” kata dia.