Rempang, Gatra.com - Jarak Pulau Batam dengan Pulau Rempang hanya 47,9 km. Dengan adanya jembatan Barelang yang menghubungkan Pulau Batam, Rempang dan Galang waktu tempuhnya sekitar 50 menit.
Kendati demikian, kondisi Batam dan Rempang bak bumi dan langit. Batam tumbuh menjadi kota industri moderen. Kota terpadat penduduknya di Kepulauan Riau, dipenuhi fasilitas bintang lima dan salah satu pintu masuk menuju Singapura.
Sementara Rempang, minim fasilitas. Hanya dihuni 7.512 jiwa (BPS 2023). Mayoritas nelayan dan petani penggarap yang hidup sederhana.
Warga Rempang juga harus ke Batam untuk berobat. Memang Rempang memiiki dua Puskesmas di Rempang Cate dan Galang, tapi fasilitas dan tenaga medis terbatas serta tidak ada fasilitas rawat inap.
Di Kampung Nelayan Blongkeng, rumah-rumah warga umumnya semi permanen. Sebagian tidak memiliki fasilitas MCK memadai. Sanitasi buruk, saluran air tersumbat sampah, tak heran jika di beberapa lokasi rawan banjir.
Riset yang dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Batam di Kampung Tanjung Kelingking, Kelurahan Rempang Cate pada 2019 menunjukan banyak balita yang menderita diare karena sanitasi yang buruk.
Merujuk data statistik kesehatan Kota Batam pada tahun 2022, angka kematian ibu dan bayi di Pulau Rempang dan Galang, masih lebih tinggi dibandingan dengan rata-rata nasional. Masih banyak anak-anak di Pulau Rempang dan Galang yang mangalami gizi buruk. Penyakit menular seperti malaria, demam berdarah dan TBC masih menjadi masalah di kedua pulau itu.
Reaktivasi RSKI
Bertolak dari minimnya fasilitas kesehatan itulah, Kodam I/ BB, bersama PT Makmur Elok Graha sebagai pengembang Rempang Eco City dan Yayasan Artha Graha Peduli melalui Arthakes menghidupkan kembali fungsi Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) di Pulau Galang. RSKI ini menjadi fasilitas klinik pratama bagi masyarakat.
Awalnya, RSKI digunakan untuk penangan pasien Covid-19. Semenjak pemerintah menetapkan berakhirnya pandemi Covid-19 menjadi endemi pada akhir tahun 2022 lalu, RSKI pun ditutup.
Difungsikannya kembali RSKI diapresiasi masyarakat. Salah satunya warga Pulau Galang, Rasyid.
"Saya senang sekali RSKI kembali dibuka untuk umum. Kalau ada yang sakit kami tidak perlu jauh-jauh lagi pergi ke Batam. Kami sangat bersyukur dan berharap rumah sakit ini cepat kembali berjalan, dan dilengkapi dengan fasilitas yang sama dengan rumah sakit yang ada di Batam," katanya dalam keterangan yang diterima pada Jumat (26/4).
Selain tindakan kuratif, RSKI juga mengedepankan kegiatan bersifat preventif berupa penyuluhan kesehatan dengan melibatkan tenaga medis puskesmas dan kader posyandu setempat.
"Edukasi ini kami berikan kepada warga untuk pencegahan penyakit yang terkait kesehatan lingkungan, sanitasi, termasuk kesehatan balita, ibu hamil dan pencegahan stunting," ucap tenaga medis Arthakes, Dr Aulia.
BP Batam dan mitra kerjanya, termasuk PT MEG dan Artha Graha Peduli melalui Arthakes terus meningkatkan fasilitas kesehatan di Pulau Rempang dan Galang. Sehingga warga tidak perlu harus bersusah payah ke Batam.
Secara bertahap, BP Batam dan mitra kerjanya berencana terus meningkatkan fasilitas kesehatan sejalan dengan realisasi PSN Rempang Eco City. Dalam pertemuan dengan Menteri BKPM, Bahlil Lahadalia dengan para tokoh pada 19 September 2023 lalu, Kepala BP Batam M. Rudi mengatakan bahwa Rempang nantinya akan menjadi kawasan industri moderen. Wilayah ini bakal dilengkapi perkampungan nelayan yang teringrasi dengan pelabuhan moderen, kawasan industri, yang tentunya ditunjang fasilitas sosial, pendidikan, dan kesehatan untuk mendukung ribuan pekerja dan warga di Pulau Rempang.