Mataram, Gatra.com – Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTB), Muhammad Taufieq Hidayat, S.Sos.,M.T., mengaku bahwa dana untuk irigasi perpompaan senilai Rp112.800.000 (Rp112,8 juta) yang akan diberikan kepada kelompok tani sudah ditransfer.
Irigasi perpompaan ini merupakan bantuan yang diberikan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) kepada seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Selain irigasi perpompaan, Kementan juga memberikan bantuan pompanisasi dengan tujuan daerah bisa mengalami peningkatan Indeks Pertanaman (IP) sehingga bisa menghadapi krisis pangan.
“Irigasi perpompaan dan pompanisasi ini untuk mengejar target tanam yang terdiri dari perluasan areal tanam dan luas tempat tanam kita, menghadapi krisis pangan,” ujarnya pada Rabu, (5/6).
Terkait dengan dana irigasi perpompaan, NTB mendapat jatah sebanyak 251 unit yang mana sebanyak 251 kelompok tani NTB mendapat dana senilai Rp112.800.000 untuk membeli mesin perpipaan, rumah pompa, dan untuk pembuatan kantong air. Adapun spesifikasi untuk mesinnya menggunakan pipa 6 inch.
Taufiq mengharapkan, dengan bantuan pompanisasi dan irigasi perpompaan ini, NTB bisa mengalami peningkatan IP, yang mulanya IP 100, meningkat menjadi IP 200 sampai IP 400 setiap tahunnya.
Ia nelanjutkan, sebagai lumbung pangan nasional, NTB tidak pernah mengalami darurat pangan, namun sebagai lumbung pangan, NTB juga turut menopang pangan nasional.
Menurutnya, adapun di musim kemarau ini, BPBD menyarankan agar petani padi agar tidak berlebihan menggunakan air. Namun, menurut Taufieq, bantuan perpompaan dan irigasi perpompaan ini harus dioptimalkan sebaik-baiknya sehingga bisa meningkatkan Indeks Pertanaman.
“Kita dikasih areal bantuan untuk menanam padi, bahkan dari indeks pertanamannya 100, naik jadi 200, bahkan kalau bisa 300, bahkan dengan adanya benih bisa meningkat jadi 400. Kita jangan menahan diri,” lanjutnya.
Menurut Taufieq, untuk memaksimalkan irigasi perpompaan, harus ada sumber air permanen yang ada sepanjang tahun.