Jakarta, Gatra.com - Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengungkapkan bahwa pihaknya mendorong ekspor komoditas spesifik yang tidak ada di Cina, sehingga dapat saling menggantikan (komplementer) dengan komoditas yang diimpor dari Cina.
"Kita tak mungkin ekspor ke Cina tekstil. Apa yang mereka perlukan dan tidak ada di Cina, itu buah-buahan tropis," ujarnya ketika ditemui di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Senin (19/8).
Enggar mengungkapkan ekspor buah tropis Indonesia masih tertinggal dari Malaysia, Thailand, dan Vietnam karena teknologi pertanian mereka lebih maju.
"Masing-masing negara punya kelebihan. Kalau bicara manggis dengan Thailand musimnya berbeda. Kalau bicara lengkeng, kita sama-sana ke Thailand sulit. Kita harus akui dan mari kita jujur, buah-buahan tropis mereka luar biasa," tuturnya.
Sambungnya, Indonesia juga berpotensi mengekspor sarang burung walet. Ia mengungkapkan harganya dapat mencapai Rp 40 juta per kilogram.
"Sarang burung walet yang sementara ini banyak yang ilegal, yang legal cuma 70 ton," tuturnya. Ia menambahkan banyak sarang burung walet yang diselundupkan ke Malaysia dan Thailand.
Enggar mengaku tidak tahu jumlah sarang burung walet yang diselundupkan. "Tidak tahu, hanya Tuhan yg tahu. Setan aja dibohongi sama penyelundup," selorohnya.
Enggar mengaku Cina telah mempermudah akses pasar untuk Indonesia melalui persetujuan Kementerian Administrasi Umum Bea Cukai Tiongkok (Ministry of General Administration of Custom China/GACC). "Saya ngomong ke GACC, kita semua harus duduk dan legalize semua. Dia setuju," ungkapnya.
