Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri, Siswo Pramono mengatakan, Outlook ASEAN mengenai Indo-Pasifik (AOIP) memiliki prospek yang menjanjikan. Prospek yang dimaksud oleh Siswo adalah bentuk kerja sama yang konkret.
Terkait AOIP, Outlook tersebut telah disepakati para pemimpin negara di Asia Tenggara bulan Juni lalu. Tepatnya pada KTT ASEAN ke-34 yang diselenggarakan tanggal 22 Juni, di Bangkok, Thailand.
“Cina sudah menghubungi kita terkait diskusi tentang apa yang bisa dikonsolidasikan antara Belt and Road Initiative (BRI) mereka dengan konsep AOIP. Selain itu, Amerika Serikat, Australia, dan Jepang juga sudah membangun hubungan dengan kita [Indonesia] terkait investasi yang dapat diberikan kepada ASEAN,” ujar Siswo di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (11/10).
Sebagai informasi, saat ini Indonesia-India telah memiliki proyek yang berada di Andaman dan Nikobar. Proyek tersebut berada dalam naungan kerangka kerja sama Indo-Pasifik. Siswo menambahkan, beberapa negara memiliki konsep masing-masing terkait Indo-Pasifik.
“Kalau kita lihat, India itu punya SAGAR atau Security And Growth for All in the Region, sementara Cina dengan BRI-nya. Kita di ASEAN dengan AOIP ini akan menjadi pedoman yang mengatur tolak ukur negara anggota ASEAN saat bekerja dengan mitranya masing-masing,” imbuh Siswo.
Siswo menilai, para anggota ASEAN bebas untuk bekerja sama dengan mitranya masing-masing. Namun AOIP wajib dijadikan landasan dalam konteks kerjasama mereka. Hal tersebut lantaran AOIP mengatur tentang bagaimana ASEAN berhubungan dengan konsep Indo-Pasifik yang ditawarkan oleh beberapa negara lain.