Semarang, Gatra.com- PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) mengenalkan perubahan produk merek semen Holcim menjadi Dynamix kepada kalangan kontraktor bangunan di Semarang. Acara mengusung tema “Berani Berubah Lebih Baik” yang diikuti ratusan kontraktor itu berlangsung di Hotel Po Semarang, Kamis (14/11).

Head Of Customer Marketing SBI, M. Taufiq Hidayat, menyatakan acara bertujuan untuk mengenalkan merek baru Dynamix serta menjalin lebih dekat relasi dan kemitraan dengan kontraktor. “Melalui acara ini semen Dymamix semakin dikenal oleh masyarakat luas membantu pembangunan lebih memadai,” katanya.

Menurutnya sejak pergantian brand semen Holcim menjadi Dynamix pada September 2019 tidak mempengaruhi penjualan semen di wilayah Jawa Tengah (Jateng). Pasar semen Dynamix di wilayah pantai utara (pantura) Jateng mencapai 50%, sedangkan untuk wilayah pantai selatan Jateng sebesar 30%. "Tingginya angka penjualan di wilayah pantura Jateng ini karena dekat lokasi pabrik seman yakni di daerah Cilacap. “Jadi terkait hubungan sejarah,” ujar Taufiq.

Selain di Cilacap, lanjutnya, PT SBI juga memiliki pabrik semen di Narogong Jawa Barat, Tuban Jawa Timur, dan Lhoknga Aceh. Kapasitas produksi empat pabrik tersebut mencapai 10 juta ton per tahun. Dengan tiga jenis produksi yakni semen Dynamix serbaguna, ektra power, dan mortar. “Jadi perubahan nama Holcim menjadi Dynamix tidak mempengaruhi penjualan semen,” ucapnya.

Sales Group Head SBI, Giri Prabowo, sebelumnya menyatakan, pergantian nama setelah saham mayoritas PT Holcim Indonesia, produsen seman Holcim dikuasai Semen Indonesia Group. PT Holcim Indonesia kemudian berganti nama menjadi SBI. Pergantian nama brand ini, menurut Giri tidak mengubah kualitas dan harga produk semen. Hanya kantong semen terjadi perubahan warna serta tulisan dari Holcim menjadi Dynamix. “Harga Dynamix sama seperti Holcim tidak ada kenaikan. Kami terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Distribusi Dynamix sudah dilakukan di Pulau Jawa,” ujar Giri.