Home Milenial Nasrul Abit: Masih Banyak Intimidasi Terhadap Guru

Nasrul Abit: Masih Banyak Intimidasi Terhadap Guru

Padang, Gatra.com - Wakil Gubernur Sumatra Barat, Nasrul Abit mengatakan, hingga kini masih marak kasus kekerasan, intimidasi dan tekanan dalam dunia pendidikan, terutama terhadap guru, sehingga mereka tidak lagi nyaman dan bebas dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik.

"Ada guru yang dilecehkan secara seksual, ada juga yang diproses secara hukum dan masuk penjara, karena menegur atau mengoreksi sikap dan perilaku siswanya namun dilaporkan ke polisi karena orang tua tidak terima," ujar Wakil Gubernur, Nasrul Abit dalam kegiatan Konferensi PGRI Sumbar, Minggu (8/12).

Dia menyebutkan, masih didapati siswa yang membully pendidik, namun para guru tidak bisa berbuat banyak karena takut dilaporkan ke aparat penegak hukum. Bahkan tidak jarang harus berujung maut karena siswa dendam ditegur atas tindakan dan sikapnya yang telah menyalahi aturan atau tidak sopan.

Hal tersebut menyebabkan para guru mencari posisi aman dengan tidak lagi memaksimalkan fungsinya sebagai pendidik. Kondisi inilah yang membuat guru kehilangan jiwa gurunya, ungkap Nasrul.

"Guru itu penting akan tetapi jiwa guru jauh lebih penting. Jika guru tidak memiliki jiwa seorang guru tidak akan bersemangat dalam melakukan pembelajaran. Tidak akan melakukan tanggung jawabnya dengan baik serta kurang memperhatikan siswanya ketika proses maupun di luar pembelajaran," katanya.

Agar guru memiliki jiwa guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, lanjut Nasrul, guru harus diberikan hak-haknya. Salah satu hak dasar guru yang mulai tergerus adalah hak mendapatkan perlindungan hukum dari tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi atau pihak lainnya.

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai organisasi profesi guru diharapkan mampu mengembalikan lagi Jiwa Guru kepada seluruh guru khususnya di Sumatera Barat, agar pendidikan dan pengajaran bisa berjalan beriringan, serta memberikan pendampingan dan perlindungan.

"Guru dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Jasanya menciptakan generasi yang cerdas penerus bangsa. Saya bisa seperti ini juga karena besarnya jasa guru terhadap saya," pungkasnya.

335