Home Ekonomi Wamendes Optimistis Desa Segera Sokong Perekonomian Nasional

Wamendes Optimistis Desa Segera Sokong Perekonomian Nasional

Jakarta, Gatra.com - Wakil Menteri Desa, Pembangunan Derah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi, optimistis bahwa desa segara bangkit menyokong perekonomian nasional dalam era normal baru (new normal) pandemi coronavirus disease 2019 (Covid)-19.

Budi Arie dalam webinar bertajuk "Strategi dan Tantangan Penerapan New Normal di Daerah", Jumat (5/6), menyampaikan, pihaknya optimistis karena jumlah desa yang warganya terinfeksi Covid-19 sangat minim.

"Kita sama-sama berjuang, bertarung untuk menggerakkan kembali ekonomi kita, khususnya perdesaan sangat optimis, karena dengan minimnya Covid-19 melanda desa," ujarnya.

Desa merupakan pusat produksi pangan akan segera meningkatkan produksi setelah menerapkan new normal sehingga membantu nasional agar tidak mempunyai ketergantungan pada impor pangan.

"Sesa sebagai pusat produksi tanaman pangan bisa segera produktif membantu bangsa ini, khusunya soal ketergantungan impor pangan," ujarnya.

Menurutnya, sesuai data, mayoritas desa di Tanah Air merupakan basis pertanian, yakni 86% dari 74.953 desa. "Kita berharap new normal ini kita maknai sebagai semangat baru, kedisiplinan baru, lebih produktif, lebih disiplin, lebis sehat, lebih aman dan maju," ujarnya.

Budi Arie menyampaikan, pihaknya juga tengah berupaya untuk melakukan sosialisasi soal normal baru (new normal) ke desa-desa, agar masyarkat desa memahaminya dan bisa beraktivitas namun aman dari Covid-19.

"Kalau dalam terjemahan bahasa Indonesianya kan kenormalan baru. Walaupun hingga saat ini, kata-kata itu belum tersosialisasi secara baik dan belum dimengerti secara utuh olah masyarakat, khusunya masyarakat desa. Karena itu, kita sedang berpikir secara serius bagaimana definisi kata ini dan sosialisasi mengenai new normal," ujarnya. 

Tetapi yang pasti, lanjut Budi Arie, new normal bertujuan untuk kehidupan kita lebih produktif, disiplin, dan menjaga kesehatan, lebih memberikan nilai tambah bagi kehidupan, ekonomi, dan sosial budaya. "Karena memeang perubahan ini sebagai konsekuesi dari pandemi Covid-19," ujarnya.

258