Home Ekonomi Wamendes: Kemiskinan di Desa Meningkat 5 Juta Jiwa

Wamendes: Kemiskinan di Desa Meningkat 5 Juta Jiwa

Jakarta, Gatra.com - Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi mengatakan berdasarkan data Kemendes PDTT, kemiskinan di desa meningkat sekitar 5 juta jiwa, dari 14,96 juta jiwa menjadi 20,06 juta jiwa. Bahkan, berdasarkan data Bank Dunia, kemiskinan di Indonesia meningkat sekitar 3,5%.

“Pandemi Covid-19 mengakibatkan adanya Orang Miskin Baru dengan jumlah lebih dari 5 juta di desa- desa seluruh Indonesia,” katanya dalam webinar DESBUMI dengan tema Upaya Perlindungan Ekonomi Perdesaan dan Perlindungan Pekerja Migran, Rabu (17/6).

Meskipun dampak pandemi Covid-19 ini berimbas pada penurunan ekonomi masyarakat desa, namun kasus positif Covid-19 di desa relatif sangat kecil dibanding kota. Bahkan, potensi kebangkitan ekonomi di desa juga jauh lebih besar.

“Kasus positif tertular pandemi Covid-19 di desa jauh lebih kecil dari di kota. Ini membuat desa memiliki kemampuan bergerak lebih cepat untuk bangkit. Potensi pergerakan ekonomi desa sangat besar untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional,” jelas Budi.

Ia menjelaskan, potensi-potensi ini bisa dimanfaatkan untuk program ketahanan pangan, transformasi dan revitalisasi BUMDes, serta peningkatan produk unggulan desa. Program-program ini dinilai bisa menjadi penyokong pemulihan ekonomi desa yang nantinya akan berdampak pada ekonomi nasional.

Selain itu, penerapan program padat karya tunai desa (PKTD) bisa menjadi salah satu penggerak perekonomian desa. Para pekerja dalam program PKTD ini diprioritaskan bagi anggota keluarga miskin, penganggur dan setengah penganggur, serta anggota masyarakat marjinal lainnya dengan pembayaran upah yang diberikan setiap hari.

“Ini bagian dari program PKTD untuk mendorong atau meningkatkan daya beli masyarakat khususnya di pedesaan. Sehingga kalau daya beli meningkat, akan menggerakkan roda perekonomian,” kata Budi.

Program lainnya, yakni intensifikasi pertanian di kawasan transmigrasi seluas 1,8 juta Ha, 509.000 Ha di antaranya telah siap digunakan. Intensifikasi ini, diupayakan dengan melakukan penanaman lebih cepat, musim tanam lebih cepat, serta penerapan teknologi dan manajemen baru.

“Kementrian desa bekerja sama dengan berbagai kemetrian dan lembaga lainnya melaksanakan program intensifikasi pertanian di 1,8 juta Hektar lahan transmigrasi. Selain berguna menjaga ketahanan pangan, juga mengurangi ketergantungan impor, khususnya produk-produk pangan. Kita harus mandiri. Bangsa ini mampu. Desa bisa diandalkan untuk memproduksinya,” tandasnya.

173