Home Milenial Serukan Mural Bukan Kriminal, Lomba Mural #Dibungkam Targetkan Ribuan Peserta

Serukan Mural Bukan Kriminal, Lomba Mural #Dibungkam Targetkan Ribuan Peserta

Yogyakarta, Gatra.com – Lomba mural digelar dari Daerah Istimewa Yogyakarta untuk merespons penghapusan sejumlah mural bertema protes ke pemerintah oleh aparat. Targetnya diikuti ribuan peserta.

Lomba itu digelar oleh akun Instagram @gejayanmemanggil. Gejayan Memanggil merupakan tajuk sejumlah demonstrasi di Jalan Gejayan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, secara periodik selama dua tahun ini untuk merespons aneka kebijakan pemerintah.

"Lomba Mural Dibungkam" digelar sejak Senin (23/8) usai mural dan grafiti bernada protes di Jembatan Kewek, tak jauh dari Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, dihapus petugas.

Hingga Rabu (25/8) ini, lomba itu disebut telah diikuti puluhan peserta, termasuk dari luar DIY. “Ini masih proses. Kan baru dua hari. Mudah-mudahan tembus ribuan,” kata admin akun tersebut yang mengatasnamakan diri sebagai Mimin Muralis, saat dihubungi Gatra.com, Rabu.

Menurut dia, sejumlah mural yang mengikuti lomba tersebut bahkan telah didatangi dan dihapus oleh aparat setempat. Namun ia takmenyebut lokasi mural-mural tersebut. Foto-foto sejumlah mural dibagikan di stories akun Instragram tersebut.

Admin @gejayanmemanggil menjelaskan, kegiatan ini bermula dari konsep bahwa menggambar adalah kebudayaan setiap anak, sedangkan "pemberangusan adalah kekeliruan penguasa". Sesuai sejarahnya, mural juga muncul saat revolusi Agustus saat rakyat melawan penjajah kolonial Belanda.

“Corat-coretan di tembok adalah cara-cara ketika kebebasan bersuara terbatas dan sekarang coretan itu pun dibatasi,” kata dia.

Ia menjelaskan, gambar di tembok dengan muatan kritis perlu diapresiasi. Mural juga muncul saat revolusi kemerdekaan, sehingga acara ini pas untuk memeriahkan HUT RI.

“Hingga kini mural-mural di berbagai negara bahkan menjadi nilai lebih bagi pariwisata mereka. Di Indonesia sebaliknya, mural dianggap kriminal sementara baliho sampah visual dianggap representasi suara rakyat,” kata dia.

Peserta dapat mengunggah foto mural di Instagram dan memberi tanda pagar #lombadibungkam. Pemenang akan mendapat sejumlah hadiah berupa cenderamata seperti kaos. Pemenang ditentukan dari aspek nilai keberanian, semangat melawan , diapresiasi rakyat, dan tidak ada unsur SARA atau rasis.

Mural yang dihapus oleh aparat juga akan mendapat nilai lebih. “Penghapusan mural bagi kami itu nilai penting karena mungkin muatannya sangat bermakna untuk rakyat hingga perlu disensor oleh negara!” ujarnya.

1146