Karanganyar, Gatra.com -Jalur bebas asap kendaraan bermotor atau Car Free Day di ruas Jalan Lawu Karanganyar, Jateng belum saatnya dibuka. Aktivitas di ruang publik terbatas itu dianggap masih berisiko menularkan Covid-19.
Kabid Lalu Lintas Dinas Pehubungan Kabupaten Karanganyar, Bambang Prasetyo mengatakan kebijakan lalu lintas bukan sekadar kepentingan daerah. Namun juga berkaitan daerah lain di lingkup aglomerasi. Artinya, penutupan ataupun pembukaan ruas jalan protokol perlu dipertimbangkan dengan rekomendasi pemangku kebijakan instansi lainnya. Dalam hal ini, penutupan ruas Jalan Lawu selama dua jam tiap Minggu pada car free day membutuhkan pertimbangan Dinas Perdagangan, Lingkungan Hidup, Satlantas serta dimintakan pertimbangan dari kabupaten/kota lain.
"Saya menyadari sekarang PPKM sudah turun ke level 3. Sudah ada pelonggaran seperti pembukaan obyek wisata. Namun untuk CFD, belum ada arahan membukanya," kata Bambang kepada Gatra.com, Selasa (14/9).
CFD nonaktif sejak pandemi Covid-19 atau 1,5 tahun terakhir. Di CFD, masyarakat bebas beraktivitas seperti olahraga, seni dan berdagang. Bambang mengaku khawatir kerumunan di CFD bakal menuai kontroversi jika nekat dibuka saat ini. Di wilayah aglomerasi Solo sekitarnya, belum ada satupun kabupaten/kota berani menggelar car free day.
"Banyak pertimbangan lainnya. Seperti PKL yang akan berjualan nanti menjadi kewenangan Disdagnakerkop, keamanan dari Satpol PP dan lainnya. Jadi tidak bisa semerta-merta langsung mengadakan. Harus ada koordinasi dulu," imbuh dia.
Ia juga menegaskan kondisi saat ini dinilai masih belum aman untuk melaksanakan CFD. Keputusan tersebut juga lantaran belum adanya arahan atau izin dari Bupati Karanganyar, Juliyatmono.
Kepala Dinas Perdagangan Tenaga Kerja Koperasi dan UMKM Karanganyar, Martadi mengatakan penggunaan ruang publik untuk berdagang masih terbatas. Sejauh ini baru dibuka untuk pasar tumpah di alun-alun dan Taman Pancasila setiap sore dan Minggu pagi.
"Selain itu, belum boleh buka. Pasar Sabtu juga belum buka," katanya.
