Home Nasional Gus Yahya Siap Maksimalkan Potensi NU

Gus Yahya Siap Maksimalkan Potensi NU

Bandar Lampung, Gatra.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terpilih, Yahya Cholil Staquf, menyebut berakhirnya gelaran Muktamar ke-34 seolah menjadi momentum yang sangat disayangkan bagi para warga masyarakat NU atau nahdliyin.

Pria yang akrab disapa Gus Yahya ini menyebut demikian karena muktamar mempunyai ikatan tersendiri bagi para Nahdliyin. Meski pelaksanaannya kadang berlangsung alot dan harus mengorbankan waktu tidur, namun kebahagiaan dan rasa nikmat justru menjadi memori yang diingat oleh para muktamirin.

"Muktamar ini terasa begitu nikmatnya, sampai-sampai sejak pagi kemarin hingga sore hari ini kami masih seolah lupa tidur, sangking nikmatnya. Memang Muktamar gelaran yang selalu ditunggu-tunggu oleh para pengurus dan aktivis Nahdlatul Ulama," ujar Gus Yahya dalam sambutan penutupan Muktamar ke-34 PBNU di UIN Raden Intan, Lampung, Jumat (24/12).

"Karena di dalam Muktamar itulah, para aktivis dan para pengurus menemukan kenikmatan tersendiri, keasyikan tersendiri. Walaupun di luar mungkin orang bisa merasa khawatir melihat panasnya suasana, tetapi para pelaku di dalamnya justru keasyikan dengan pergulatan yang dilakukan bersama," imbuhnya.

Dengan berakhirnya Muktamar, Yahya pun menyatakan siap mengembangkan berbagai potensi NU. Ia mengajak seluruh masyarakat NU untuk bisa kembali berjalan bersama dalam upaya mengembangkan potensi-potensi NU tersebut, salah satunya pemberdayaan ekonomi umat, yang sebelumnya telah disinggung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pembukaan Muktamar.

"Yang kita perlukan ke depan adalah bagaimana kita bisa menjahit berbagai macam inisiatif yang bisa kita lakukan dalam pengembangan ekonomi rakyat, dalam pengembangan pendidikan, dalam pengembangan layanan kesehatan, dan lain sebagainya," ujar Yahya.

Selain itu, Yahya pun siap untuk melakukan sinergi dengan berbagai pihak, salah satunya dengan pemerintah dalam upaya mengintegerasikan berbagai insiatif demi Negara Kesatuan Republik Indonesi (NKRI).

"Agar menjadi satu agenda nasional yang terpadu untuk meningkatkan kualitas hidup warga Nahdlatul Ulama khususnya, dan rakyat banyak pada umumnya," tandas Yahya.

176